Apriyani/Fadia yang menghadapi Lee So Hee/Shin Seung Chan, sempat tertinggal di gim pertama dan mengamankan gim kedua untuk memaksakan rubber game. Pada gim ketiga, barulah mereka memutuskan untuk bermain lebih agresif dan membuahkan skor akhir 15-21, 21-16, 21-16.
"Tadi di gim ketiga poin kami sempat mepet ya, lalu kami komunikasi untuk tambah poin satu per satu. Kami juga sudah mulai hafal pola mereka dan akhirnya kami mantapkan untuk main lebih berani," kata Apriyani di Istora Senayan, Jakarta.
Baca juga: Apriyani/Fadia melenggang ke semifinal Indonesia Masters 2022
Ganda putri yang baru pertama kali bermain di ajang BWF Super Series ini tampil mengesankan saat melawan pasangan peringkat kedua dunia. Kekompakan langsung terlihat walau keduanya belum lama dipasangkan.
Fadia sebagai junior juga bisa mengimbangi permainan Apriyani yang agresif, serta bisa mengeksekusi arahan dari seniornya. Apriyani menuturkan, dirinya hanya berusaha memberikan dukungan moril kepada Fadia untuk berjuang bersama.
Kekompakan dan koordinasi yang rapih terbukti bisa membuat mereka unggul atas pasangan yang secara teori lebih unggul.
"Saya bilang ke Fadia agar keluarkan saja semangatnya, sebisa mungkin saya kasih aura positif lah ke dia agar bisa main bagus di lapangan," kata atlet yang meraih medali emas Olimpiade Tokyo bersama Greysia Polii itu.
Tak hanya soal kekompakan, dukungan dari penggemar di dalam Istora Senayan juga mempengaruhi semangat juang mereka saat tertekan. Menurut Apriyani, meski mereka sempat tertinggal tapi para penggemar terus mencurahkan dukungan tanpa henti.
"Dukungan mereka sangat berarti buat kami. Terima kasih sekali karena setiap ucapan kalian adalah doa, walau kami awalnya ketinggalan tapi tetap kasih dukungan sampai akhir," pungkasnya.
Di babak semifinal nanti, Apriyani/Fadia akan bertemu pasangan Malaysia Pearly Tan/Thinaah Muralitharan pada Sabtu (11/6) esok.
Baca juga: PBSI masih investigasi kabar atlet keracunan makanan di hotel
Baca juga: Ganda campuran Indonesia rontok di perempat final Indonesia Masters
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022