Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, pada kesempatan itu, para seniman memohon bantuan Moeldoko agar pengajuan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) dunia ke UNESCO dipercepat.
"Saya mengapresiasi teman-teman seniman. Kehadiran kalian ini menjadi perekat komunitas seniman Etanan (seniman Jawa Timur). Saya juga senang karena kita memiliki semangat yang sama terkait Reog Ponorogo," kata Moeldoko di Kantor Bupati Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu.
Saat ini Tim Kebudayaan Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP) telah berkoordinasi dengan Kemenko PMK dan Kemendikbud, untuk memastikan persyaratan administrasi pengajuan Reog Ponorogo ke UNESCO sudah terpenuhi.
Warisan Budaya yang proses administrasinya telah terpenuhi selanjutnya akan diperiksa oleh Komite UNESCO untuk dienkripsi.
"Saya harap komunitas seniman Etanan ini jadi entitas baru yang mampu mengubah potensi yang tertidur jadi kekuatan. Kalau ada kebijakan pemerintah yang tidak tepat, seniman Etanan bersuara," kata Moeldoko.
Baca juga: Seniman Surabaya dorong pemerintah daftarkan kesenian Reog ke UNESCO
Baca juga: Anggota DPR: Reog jadi budaya dunia yang harus diperjuangkan Indonesia
Topan, seniman ketoprak, mengungkapkan, saat ini para seniman Etanan berharap agar pemerintah mendukung kelestarian kesenian tradisional dan memastikan kesejahteraan para senimannya.
"Kami hadir ke sini untuk memberikan dukungan kepada seniman Reog. Seniman dukung seniman. Tapi perlu diketahui juga bahwa kami butuh dukungan pemerintah, misalnya untuk melestarikan kesenian ludruk, ketoprak, dan kesenian lain yang kehadirannya sudah tidak banyak diketahui," kata Topan.
Komunitas seniman Etanan, lanjut Topan, akan berfungsi mendekatkan para seniman di Jawa Timur, serta berkomitmen tidak hanya melestarikan seni adiluhung leluhur, namun juga terus aktif menyampaikan ke generasi penerus.
"Sebagai orang yang mengenal budaya dan kesenian tradisional di Jawa Timur, kami pikir Bapak Moeldoko bisa menjadi sosok bapak bagi seniman Etanan. Sosok bapak yang bisa terus menyemangati kami," kata Topan.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2022