Kawasan perairan Biak, Papua, yang masuk dalam Wilayah Penangkapan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717 memiliki potensi Ikan Tuna Yellowfin untuk ekspor ke Jepang dan China.Satu tahun potensi Ikan Tuna Yellowfin di wilayah WPPNRI 717 mencapai 800 ribu ton
"Satu tahun potensi Ikan Tuna Yellowfin di wilayah WPPNRI 717 mencapai 800 ribu ton," ungkap Bupati Biak Herry Ario Naap di Biak, Papua, Jumat.
Ia mengatakan dengan besarnya potensi Ikan Tuna Yellowfin tersebut akan membuka peluang ekspor ke luar negeri, terutama Jepang dan China.
Disebutkan Bupati Herry, Pemkab Biak Numfor sedang mengupayakan ekspor ikan tuna melalui hub Bandara Frans Kaisiepo Biak.
"Pemkab Biak Numfor sudah meminta ke Presiden Joko Widodo dan KSP (Kantor Staf Presiden) Moeldoko untuk membuka kembali penerbangan internasional dari Bandara Frans Kaisiepo Biak," ungkap Bupati Herry Ario Naap.
Baca juga: Investor siapkan Biak menjadi sentra perikanan tuna nasional
Ia menyebut jika penerbangan internasional di Bandara Frans Kaisiepo Biak kembali difungsikan maka sangat menunjang pengembangan sektor pariwisata dan ekspor perikanan Biak ke luar negeri.
"Operasional penerbangan luar negeri akan mendorong peningkatan perekonomian daerah dan warga Biak," ujarnya.
Bupati Herry berharap konektivitas penerbangan luar negeri sangat menunjang kegiatan ekspor ikan tuna hingga destinasi wisata di Biak Numfor.
Bandara Frans Kaisiepo Biak pada era 1990-an pernah melayani rute penerbangan internasional jalur Biak-Honolulu-Hawai.
Baca juga: Luhut apresiasi Biak sukses ekspor perdana produk tuna ke Singapura
Pewarta: Muhsidin
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022