• Beranda
  • Berita
  • Menengok rumah Pengsoo si penguin raksasa asal Antartika

Menengok rumah Pengsoo si penguin raksasa asal Antartika

12 Juni 2022 10:23 WIB
Menengok rumah Pengsoo si penguin raksasa asal Antartika
Rumah Pengsoo di stasiun TV Educational Broadcasting System (EBS), Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Pengsoo, karakter penguin raksasa tanpa jenis kelamin, bersuara galak dengan sikap semaunya punya rumah di stasiun televisi Educational Broadcasting System (EBS) di Korea Selatan.

Penguin hitam putih, bertubuh gempal dengan tinggi 2,1 meter, sering memakai kacamata hitam dan "headphone" itu berhasil meraih predikat "Tokoh Tahun Ini" pada 2019.

Baca juga: Penguin Pengsoo akan debut sebagai penyanyi, targetkan BillboardBaca juga: Rekomendasi destinasi wisata di Korea Selatan ala ATEEZ

Di Korea Selatan, Giant Peng TV, Kanal YouTube EBS yang menampilkan Pengsoo sudah punya lebih dari 1,2 juta pelanggan.

Video Pengsoo yang paling banyak ditonton yaitu sudah ditonton lebih dari 6 juta kali adalah video yang ditayangkan pada 24 September 2019 dengan durasi 3 menit 44 detik.
 
Maskot Pengsoo di kantor stasiun TV EBS, Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Saat itu Pengsoo mengikuti audisi di hadapan para juri di studio EBS dan menyanyikan lagu "Yogel" demi bisa terkenal seperti seniornya, karakter penguin kecil warna biru bernama Pororo yang dicintai anak-anak seluruh negeri.

Pengsoo mengaku berusia 10 tahun dan berasal dari Antartika. Ia berenang hingga ke Korsel --meski sempat tersesat di Swiss-- juga karena ingin lebih populer dibanding bintang K-Pop BTS. Selain bernyanyi, Pengsoo juga unjuk bakat dengan melakukan rap dan menari.

Baca juga: Ikuti jejak BTS ke empat tempat tradisional Korea ini

Tingkah laku Pengsoo memang seenaknya. Dalam satu video terbarunya, ia menjadi karyawan termuda di satu kantor dan bertingkah kurang ajar terhadap senior-seniornya, tapi dengan tingkahnya tersebut justru mengajarkan kepada penonton bagaimana bersikap saat baru mulai bekerja di suatu perusahaan.

Di video lainnya, Pengsoo menyebut direktur EBS Kim Myung Joong tanpa sebutan hormat "Sajangnim" yaitu sebutan bagi orang yang lebih tua atau berposisi lebih tinggi.

Ia juga bergurau menyalahkan Kim ketika terjadi kekeliruan, mirip dengan seorang pegawai yang menyalahkan bos untuk segala masalah mereka.

Pengsoo bahkan sudah memulai debut sebagai penyanyi dengan meluncurkan single digital pertama berjudul "This is Pengsoo" pada 21 April 2020 lalu.

Di EBS, semua tingkah kocak Pengsoo bermula sejak Maret 2019.


Baca juga: Rehat dari ingar bingar Seoul di pulau Ganghwado

Baca juga: Berencana travel ke Seoul? Ini daftar restoran favorit bintang K-pop

Baca juga: Pulau di Korea Selatan jadi serba ungu untuk menarik hati turis


Stasiun TV pendidikan

Sesungguhnya EBS bukanlah stasiun televisi hiburan, melainkan jaringan televisi pendidikan milik pemerintah.

"Korea Selatan punya 4 stasiun TV publik yaitu KBS, MBC, SBS dan EBS dan program kami sangat unik karena kami fokus pada konten pendidikan," kata Managing Director EBS Hyun Kim pada 31 Mei 2022.
Rumah Pengsoo di stasiun TV Educational Broadcasting System (EBS), Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Baca juga: Indonesia-Korsel sepakati "travel corridor" untuk perjalanan bisnis

Kim menyampaikan hal tersebut saat menerima kunjungan "The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea" yaitu program bentukan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation yang diikuti oleh 9 jurnalis asal Indonesia.

"Cara bicara Pengsoo sangat berbeda, dia membuat jokes ke orang tanpa sungkan tapi sekaligus mengajarkan apa yang benar," ungkap Kim.

Baca juga: Korea Selatan siap curi hati wisatawan Indonesia usai pandemi corona

Sebelum Pengsoo, EBS juga punya program favorit untuk anak-anak yaitu "Pororo the Little Penguin" yang merupakan serial animasi buatan rumah produksi Iconix Entertaiment dan ditayangkan di EBS sejak 2003.

Serial tersebut mengisahkan mengenai petualangan Pororo dan teman-temannya yang tinggal di desa bersalju Porong Porong Forest. Mereka sering menghadapi tantangan serta mempelajari pelajaran praktis dan moral dalam setiap episode dengan target penonton anak-anak usia 2-6 tahun.

Tayangan Pororo juga sudah ditampilkan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Italia, Belanda, Polandia, Jepang, Portugal, Rusia, Turki hingga negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada 2014 Pororo pun terpilih sebagai maskot transportasi publik di Seoul.
Maskot Pororo the Little Penguin di kantor stasiun TV EBS, Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


"Karakter Pororo itu imut, lagu-lagu di dalam tayangannya sederhana dan yang penting adalah punya kandungan pendidikan sehingga pada saat yang sama menghibur dan memberikan edukasi," kata Global Business Marketing Manager EBS Sun A Kim.

Meski saat ini banyak anak-anak beralih menonton konten di YouTube, namun Kim menyebut masih banyak anak yang menonton televisi, termasuk EBS.

Baca juga: Liburan tanpa ribet di Korea Selatan lewat aplikasi

"Jadi mereka nonton TV maupun youtube, tayangan keduanya saling melengkapi," ungkap Kim.

Sesungguhnya perjalanan EBS sebagai stasiun televisi pendidikan dimulai sejak Juni 1951, yaitu pada masa perang Korea. EBS menyediakan layanan pendidikan di Busan kemudian dilanjutkan dengan siaran pendidikan sekolah lewat radio pada 1974.

Pada 1980 EBS memulai kanal TV teresterial (menggunakan gelombang radio melalui pemancar atau antena televisi UHF konvensional) sedangkan pada 1997 dimulai penyiaran melalui satelit di kanal EBS Plus 1 dan EBS Plus 2.

Selanjutnya pada 2001, EBS memulai siaran TV digital dengan kualitas gambar yang lebih bersih dan suara lebih jernih, pada 2004 EBS memulai siaran di internet yaitu di www.EBSi.co.kr sehingga mudah ditonton di ponsel maupun perangkat mobile lainnya.

Mulai 2021, EBS diminta pemerintah Korsel untuk membuat kelas daring bagi para murid sekolah yang harus belajar dari rumah karena pandemi. Totalnya EBS punya 3 kanal teresterial dan 4 kanal TV satelit dan masih didukung dengan 10 aplikasi selular dan 3 situs internet.

Misi yang diemban EBS adalah untuk melengkapi pendidikan sekolah, pendidikan seumur hidup dan pembangunan pendidikan demokratis.

Konten yang dihasilkan EBS adalah beragam program anak-anak usia pra-sekolah, sekolah dasar, program dokumenter, maupun konten budaya bagi masyarakat.


Baca juga: Korea Selatan tawarkan festival lumpur khusus pada musim panas

Baca juga: Lima jalanan yang sedang trendi di Korea Selatan

Baca juga: "TeKo Nang Jawa", tur promosi budaya Korsel lewat jalur darat

Suasana studio yang sedang melakukan pengambilan gambar program pendidikan di kantor stasiun TV EBS, Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Tayangan-tayangan yang dihasilkan EBS bahkan terjual di lebih dari 120 negara dan disiarkan di lebih dari 30 stasiun televisi.

EBS juga memproduksi konten persiapan menghadapi ujian College Scholasatic Aptitude Test (CAST) bagi para siswa sekolah menegah dengan penonton rata-rata berjumlah 200 ribu penonton tiap harinya.

Baca juga: Resep membuat beef blackpepper dosirak

Sejak pandemi, EBS mendapat mandat oleh Kementerian Pendidikan untuk membuat konten pendidikan jarak jauh. EBS pun sudah memproduksi 12.573.921 episode pembelajaran jarak jauh yang menjangkau 3,6 juta penonton. EBS memiliki 12 studio yang dapat digunakan secara bersamaan untuk 12 kelas sekolah.
Fasilitas "virtual reality" di kantor stasiun TV EBS, Goyang, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Tidak ketinggalan, EBS juga bermitra dengan stasiun TV di luar negeri untuk menghasilkan konten bersama antara lain dengan Inggris, Mongolia, China, Prancis, Myanmar, Kamboja, Bhutan, Thailan, Amerika Serikat, Cili, Vietnam, Paraguay, Kolombia dan negara lainnya.

"Untuk rating TV memang tidak terlalu tinggi yaitu 1-3 persen, tapi rating itu cukup lumayan untuk TV pendidikan," ungkap Kim.

Namun dengan kreativitas yang dimiliki, EBS yakin dapat tetap diminati anak-anak maupun penonton milenial hingga dewasa sehingga dapat mempertahankan misi sebagai televisi pendidikan.


Baca juga: Wisata, baju tradisional dan kuliner Indonesia dipromosikan di Korut

Baca juga: Jalan-jalan ke Desa Seochon dan pasar tradisional Tongin

Baca juga: Kisah di balik lezatnya semangkuk bibimbap


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022