• Beranda
  • Berita
  • Menparekraf dorong industri kuliner Bali lewat program ISUTW

Menparekraf dorong industri kuliner Bali lewat program ISUTW

14 Juni 2022 18:14 WIB
Menparekraf dorong industri kuliner Bali lewat program ISUTW
Ilustrasi - Pelayan sedang menyajikan hidangan tradisional Bali. ANTARA/Shutterstock/pri.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong potensi pengembangan industri kuliner Bali agar dikenal di mancanegara melalui program “Indonesia Spice Up The World” (ISUTW) yang telah diusung pemerintah.

Sandiaga berpendapat bahwa restoran khas Bali juga dapat diuntungkan melalui program ISUTW mengingat Bali telah menjadi ikon global destinasi pariwisata.

“Dengan 'Indonesia Spice Up The World', kuliner Bali tentunya menjadi salah satu unggulan karena ‘mereknya’ sudah sangat dikenal, yaitu Bali sebagai destinasi wisata,” kata Sandiaga saat jumpa pers di Sarinah, Jakarta, Selasa.

Sebagai informasi, ISUTW merupakan program pemerintah yang melibatkan lintas kementerian/lembaga untuk mengupayakan peningkatan pemasaran produk bumbu atau pangan olah dan rempah Indonesia di sejumlah negara potensial.

Baca juga: Resep sate ayam pedas serai Bali ala Chef Devina Hermawan

Sandiaga mengatakan program ISUTW diharapkan dapat menguatkan industri kuliner Indonesia agar lebih dikenal di dunia melalui upaya gastrodiplomasi. Program tersebut, lanjutnya, akan memaksimalkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan mendorong ekspor bumbu dan rempah menjadi 2 miliar dolar AS.

Melalui program ISUTW, Sandiaga mengatakan pemerintah merangkul diaspora-diaspora di luar negeri dengan pola kolaborasi sehingga kuliner Indonesia, terutama dalam hal ini Bali, akan lebih dikenal di luar negeri.

“Kita punya keberagaman. Jadi bukan hanya Indonesia secara keseluruhan, tapi kita juga punya masakan khas Bali (Balinese cuisine) sehingga ini menjadi gastronomi destinasi yang diunggulkan untuk kebangkitan (industri kuliner) kita,” katanya.

Sandiaga menyebutkan setidaknya terdapat dua tantangan yang dihadapi agar kuliner Indonesia menjadi lebih dikenal di mancanegara, salah satunya yaitu adanya keterbatasan maskapai yang membuka langsung penerbangan ke Bali.

Kedua, lanjut Sandiaga, masih belum tersedianya bumbu atau rempah khas nusantara di pasar-pasar utama di luar negeri. Menurutnya, Bali memiliki potensi untuk menjadi “hub” atau pusat agar bumbu atau rempah dapat dikemas dan dikirim ke luar negeri untuk mendukung program ISUTW.

Program ISUTW mengunggulkan lima kuliner khas nusantara yang kaya akan rempah, antara lain rendang, bumbu nasi goreng, sate, soto, dan gado-gado. Menurut Sandiaga, kuliner dari Bali juga dapat berpotensi untuk menjadi unggulan, salah satunya aneka sambal khas.

Baca juga: Cicipi santapan para raja Pulau Dewata di resto Bali Timbungan Jakarta

Baca juga: KBRI Tokyo promosikan Bali lewat demo masak sambal matah

Baca juga: Aneka makanan yang mewarnai perayaan Nyepi

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022