Rupiah pagi ini bergerak melemah 31 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.730 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.699 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah terhadap dolar AS mungkin belum berakhir hari ini karena sentimen The Fed," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Ariston, banyak pelaku pasar kini berekspektasi suku bunga acuan AS akan dinaikkan lebih tinggi oleh The Fed pada dini hari nanti, yaitu sebesar 75 basis poin dari ekspektasi sebelumnya 50 bps.
Hal tersebut karena inflasi konsumen dan produsen AS bulan Mei masih di level tinggi dan belum terlihat tren penurunan.
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pelaku pasar juga menduga bahwa setelah rapat kali ini, kenaikan suku bunga the Fed akan berkurang.
"Dan ini mungkin mendorong sebagian pelaku pasar kembali masuk ke pasar setelah kejatuhan dalam harga aset berisiko kemarin. Ini mungkin bisa mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Ia menambahkan, di tengah pelonggaran aktivitas di masa pandemi, pasar mulai berburu aset berisiko untuk mendapatkan peluang di tengah pertumbuhan ekonomi, termasuk di Indonesia.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke level Rp14.730 per dolar AS dengan support di Rp14.650 per dolar AS.
Pada Selasa (14/6) lalu, rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.699 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.682 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS sedikit naik saat pedagang tunggu pergerakan suku bunga Fed
Baca juga: Emas jatuh lagi karena dolar dan imbal hasil obligasi AS lebih kuat
Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi jelang pengumuman kebijakan Fed
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022