Prakerja adalah pelopor pembayaran Government-to-Person (G2P) yang memanfaatkan fintech. Ini adalah salah satu cara Kartu Prakerja berperan dalam mempercepat inklusi keuangan
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Program Kartu Prakerja menjadi kisah sukses transformasi pelayanan publik dan terobosan baru dalam inklusi keuangan.
“Teknologi digital dan cara-cara inovatif yang biasa dilakukan oleh startup, diimplementasikan dalam Kartu Prakerja. Dari studi yang dilakukan oleh berbagai pihak, Kartu Prakerja juga menunjukkan manfaat berarti bagi masyarakat Indonesia,” kata Menko Airlangga Hartarto saat menjadi pembicara kunci pada webinar "Kartu Prakerja: Indonesia’s Digital Transformation and Financial Inclusion Breakthrough,” di Jakarta, Rabu.
Menko Airlangga menuturkan Kartu Prakerja memanfaatkan adanya perkembangan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang menimbulkan perluasan penggunaan telepon seluler dan membantu industri teknologi informasi tumbuh secara signifikan. Ekosistem pembelajaran berbasis kemitraan di Kartu Prakerja kemudian dibangun dengan melibatkan ratusan pemangku kepentingan.
“Lebih dari 12 juta penerima Kartu Prakerja di 514 kabupaten/kota telah dapat mendaftar, mengikuti kursus pelatihan, menerima sertifikat, mencari lowongan pekerjaan, dan melamar pekerjaan. Semuanya dilakukan 100 persen secara online, tanpa batasan ruang dan waktu,” ujarnya.
Baca juga: Menko Airlangga: Kartu Prakerja tingkatkan kompetensi angkatan kerja
Selain itu Kartu Prakerja juga menawarkan insentif pasca-pelatihan yang disalurkan melalui berbagai bank dan perusahaan fintech. Penerima dapat memilih sendiri saluran pembayaran dari Bank BNI, BCA, LinkAja, OVO, GoPay, atau Dana.
“Prakerja adalah pelopor pembayaran Government-to-Person (G2P) yang memanfaatkan fintech. Ini adalah salah satu cara Kartu Prakerja berperan dalam mempercepat inklusi keuangan,” ucapnya.
Lebih lanjut Menko Airlangga menyampaikan sebelum adanya penelitian bersama antara Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan World Bank, Program Kartu Prakerja telah diteliti oleh berbagai pihak independen. Seperti J-PAL South East Asia dan Presisi yang masing-masing menyimpulkan bahwa program tersebut bermanfaat serta terbukti efektif dalam meningkatkan pembelajaran, kemampuan kerja, kewirausahaan, pendapatan, daya beli, dan inklusi keuangan.
Studi yang dilakukan oleh Presisi, yang didukung oleh Badan Kebijakan Fiskal, UNDP, dan Pemerintah Jepang, juga telah menemukan bukti ilmiah bahwa penerima manfaat perempuan, penerima manfaat yang tinggal di luar Jawa, dan penerima manfaat yang lulusan SMA atau lebih tinggi dan yang tinggal di area perkotaan sangat terbantu dengan adanya Program Kartu Prakerja.
Baca juga: Airlangga Hartato: Kartu Prakerja dapat apresiasi dunia
Dengan dukungan yang terbukti secara ilmiah dalam adult learning, pemberdayaan perempuan, inklusi keuangan, pengurangan ketimpangan, pengangguran, dan kemitraan multi-stakeholder, Program Kartu Prakerja telah menerima apresiasi dari ADB, UNDP, UNESCO, dan lembaga penelitian lainnya. Program ini merupakan terobosan dalam transformasi digital dan inklusi keuangan di Indonesia.
Kendati demikian Menko Airlangga menyadari masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyempurnakan Program Kartu Prakerja.
“Kami sangat mengharapkan dukungan lebih lanjut dari berbagai mitra, diantaranya Bank Indonesia, United Nations, World Bank, Kementerian dan Lembaga Indonesia, Pemerintah Daerah, universitas, LSM, AFTECH, dan stakeholders lainnya untuk menuju visi Indonesia Emas,” ujarnya.
Baca juga: Bank Dunia akui program Kartu Prakerja sebagai perlinsos ideal
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022