Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan dinamika global yang saat ini penuh dengan ketidakpastian telah menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai target-target Presidensi G20 Indonesia.Penurunan tingkat pengangguran, peningkatan lapangan pekerjaan, serta risiko lain saat ini mengintai dunia global
“Penurunan tingkat pengangguran, peningkatan lapangan pekerjaan, serta risiko lain saat ini mengintai dunia global,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani dalam acara Indonesia-Singapore Business Forum pada 14 Juni 2022 di Singapura menuturkan tema Presidensi G20 yakni "Recover Together, Recover Stronger" akan semakin didorong.
Menurut Sri Mulyani, tema tersebut menjadi semakin menantang untuk diwujudkan sekaligus membuktikan pentingnya kerja sama dan kolaborasi antar-masyarakat internasional.
Dari sisi Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menjaga agar peningkatan kasus COVID-19 tidak mengalami eskalasi sehingga tidak semakin memperberat proses pemulihan.
Baca juga: Ekonom prediksi ekonomi RI 2022 tumbuh lebih baik, capai 4,8 persen
Pemerintah Indonesia, lanjut dia, juga berupaya memulihkan mobilitas dan melindungi daya beli masyarakat dari ancaman inflasi akibat tingginya harga komoditas sebagai dampak dinamika global.
Oleh sebab itu pemerintah fokus pada sektor ketahanan pangan dan energi yang dinilai menjadi kunci dalam mewujudkan ekonomi yang tumbuh kuat secara berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan Visi Indonesia Maju pada 2045 yaitu pemerintah harus menyiapkan negara yang lebih modern dan mobilitas tinggi melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Nusantara yang merupakan calon ibu kota baru Indonesia pun menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah untuk meningkatkan pemerataan ekonomi regional yang saat ini masih terpusat di Jawa.
Pemerintah akan membangun Nusantara dalam beberapa tahapan hingga 2045 melalui Undang-Undang Nomor 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara yang diratifikasi pada 15 Februari 2022.
Baca juga: BI pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 menjadi 3,4 persen
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022