• Beranda
  • Berita
  • SAP Indonesia: Proses automasi dan digitalisasi butuh talenta khusus

SAP Indonesia: Proses automasi dan digitalisasi butuh talenta khusus

16 Juni 2022 17:01 WIB
SAP Indonesia: Proses automasi dan digitalisasi butuh talenta khusus
Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro. ANTARA/HO-SAP Indonesia

Saya percaya bahwa ketika UKM berkembang maka ekonomi akan terus bertumbuh dan Indonesia menjadi makmur dan sejahtera

Perusahaan teknologi SAP Indonesia mengungkapkan proses automasi dan digitalisasi membutuhkan talenta khusus yang memiliki kemampuan dan kefasihan untuk dapat membantu berbagai industri bertransformasi secara digital.

Untuk itu, penting bagi Indonesia untuk mulai memposisikan diri dan fokus terhadap pertumbuhan, terutama pertumbuhan yang didorong oleh permintaan konsumen dan output produksi massal.

"Dominasi UKM terhadap ekonomi nasional menjadikan kesiapan tenaga kerja sebagai unsur kritikal untuk diperhatikan jika Indonesia ingin bertransformasi secara digital," kata Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Baru-baru ini, SAP melakukan sebuah studi terhadap 1.363 UKM di Asia-Pasifik dan Jepang, termasuk 210 UKM di Indonesia, yang menunjukkan 84 persen UKM di Indonesia yakin cukup tangguh dalam menghadapi pandemi dan lebih dari 90 persen optimistis bisnis mereka akan berkembang dalam 12 bulan ke depan.

Responden turut menyatakan bahwa inovasi menjadi salah satu strategi prioritas, dengan kepuasan konsumen, meningkatkan penjualan, dan transformasi digital sebagai prioritas berikutnya.

Walau perhatian besar tertuju ke penggunaan teknologi, Andreas menilai pandemi berkepanjangan telah mengungkapkan kerentanan tenaga kerja UKM Indonesia. Banyak dari perusahaan UKM yang mengalami kesulitan dalam proses merekrut, meretensi, serta meningkatkan keterampilan karyawan yang kemudian berdampak pada rencana mereka untuk melakukan transformasi digital.

Riset SAP menemukan 25 persen UKM setuju bahwa lebih banyak karyawan yang mengundurkan diri saat ini dibandingkan dengan 12 bulan yang lalu, sementara hampir 63 persen UKM mengatakan bahwa mereka menghadapi kesulitan dalam mengatasi dampak dari pengunduran diri yang masif.

Dengan demikian, ia berpendapat krisis talenta menjadi suatu ancaman ketika hampir 50 persen dari UKM kini merasa kesulitan untuk merekrut pengganti dengan kompetensi yang baik, namun sayangnya belum banyak UKM yang tanggap terhadap permasalahan ini.

Krisis ketenagakerjaan yang terjadi mempengaruhi target sebagian besar atau sebanyak 81 persen UKM di Indonesia untuk melakukan transformasi digital, di mana transformasi ini bersifat vital bagi keberlanjutan banyak UKM ke depannya.

Oleh karena itu, survei tersebut pun mencatat 80 persen UKM di Indonesia kini menggiatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk mempertahankan staf yang ada sembari meningkatkan kemampuan guna mendukung transformasi digital mereka.

Selain membutuhkan talenta terampil dalam jumlah yang besar, Andreas menuturkan banyak UKM juga menghadapi kekurangan sumber daya. Inilah mengapa 72 persen UKM setuju bahwa kerja sama dengan mitra eksternal penting untuk membantu transformasi digital dan proses pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Hal-hal seperti peningkatan tingkat layanan, keahlian memegang berbagai aplikasi perusahaan dan cloud, perluasan ekosistem kemitraan, rekam jejak kesuksesan, pengalaman di industri, dan kredensial inovasi menjadi beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika hendak bekerja sama dengan mitra eksternal.

"Saya percaya bahwa ketika UKM berkembang maka ekonomi akan terus bertumbuh dan Indonesia menjadi makmur dan sejahtera," tambahnya.

Baca juga: SAP hadirkan inovasi untuk beri nilai bisnis bagi pelanggan
Baca juga: Bos SAP Indonesia raih Best CEO Awards berkat transformasi digital
Baca juga: Studi SAP temukan 91 persen UKM alami ketidakstabilan tenaga kerja

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022