• Beranda
  • Berita
  • Subvarian Omicron diduga penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Tangerang

Subvarian Omicron diduga penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Tangerang

16 Juni 2022 19:46 WIB
Subvarian Omicron diduga penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Tangerang
Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi. (ANTARA/Azmi Samsul Maarif)

berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat terdapat 98 kasus aktif COVID-19 sejak beberapa pekan terakhir

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan dan Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tangerang, Banten, menduga penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi salah satu penyebab terjadinya kenaikan kasus COVID-19 di daerah itu.

"Diduga itu subvarian baru COVID-19, yakni BA.4 dan BA.5, karena sudah ditemukan di Indonesia," ucap Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi di Tangerang, Kamis.

Ia mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat terdapat 98 kasus aktif COVID-19 sejak beberapa pekan terakhir. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan data pekan lalu, yaitu sebanyak 67 kasus.

Baca juga: 611 kasus DBD ditemukan di Tangerang selama Januari-Juni

"Kalau tiga pekan lalu hanya 28 kasus," singkatnya.

Namun demikian, lanjut dia, saat ini pun banyak pasien yang tidak melakukan perawatan di rumah sakit, hanya saja mereka yang dinyatakan positif telah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing karena masa atau proses penyembuhannya cukup cepat.

"Tingkat keparahannya hanya sepertiga dari Omicron," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar membenarkan bahwa subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5, telah memasuki wilayah Kabupaten Tangerang sejak ditemukannya penambahan kasus di Indonesia.

Baca juga: Kabupaten Tangerang tak lakukan langkah khusus Subvarian Omicron BA.4

"Subvarian ini diduga sudah ada dan mungkin sudah masuk ke Kabupaten Tangerang. Tapi dampaknya sangat kecil," katanya.

Meskipun begitu, kata Bupati, Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak ada langkah penanggulangan khusus dalam menghadapi subvarian baru Omicron tersebut.

Karena menurutnya, varian ini diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah apabila dibandingkan dengan varian Omicron lainnya yang berdampak lebih para pada pasien terkonfirmasi positif.

"Walaupun sudah divaksin juga punya kesempatan tertular kembali, tapi karena daya imunitas daya tahan tubuh yang kuat jadi efek ke tubuhnya sangat kecil," kata dia.

Baca juga: Penyakit mulut dan kuku di Kota Tangerang lebih dari 500 kasus

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022