"Bukan pekerjaan yang gampang, di situasi seperti ini perlu tajam, cekatan, untuk bisa safe guard. Kita mempunyai pedang yang bisa dua matanya," kata Johnny dalam siaran pers diterima di Jakarta pada Jumat.
Peran pers dan penyiaran, sebagai salah satu pilar demokrasi, penting supaya pemilihan umum bisa berjalan dengan baik.
"Di situlah peran pers dan media penting. Di situlah peran pers dan media dalam seleksi informasi agar yang ditransmisikan pada masyarakat tidak saja akurat dan tepat waktu. Tetapi juga berdampak bagi kehidupan bersama kita sebagai Indonesia yang satu," kata Johnny.
Baca juga: Pemerintah siapkan stimulus untuk "startup" digital
Pada era disrupsi sekarang ini, Indonesia perlu meletakkan dan menempatkan pers di tempat yang tepat. Menurut Johnny, hal ini perlu dilakukan agar pers bisa menjadi penyalur informasi yang akurat kepada masyarakat.
Selain pemberi informasi yang akurat, pers diharapkan bisa tumbuh menjadi industri yang sehat.
"Pers tidak saja berada pada sisi koin transmisi informasi, tetapi juga sebagai manifestasi ekspresi demokrasi dan saluran atau kebebasan berpendapat dan berserikat. Di sisi yang lain, harus menjadi industri yang bisa bertumbuh sehat," kata Johnny.
Menteri Johnny pada acara tersebut menyoroti tantangan besar yang dihadapi media konvensional pada era konvergensi. Beberapa waktu lalu, pemerintah dan industri media berinisiatif menyiapkan regulasi yang memungkinkan konvergensi.
"Saat ini sedang kita proses bersama, yang kita sebut dengan publisher right. Dokumen itu sedang dalam penyusunan dan tahapan," kata Johnny.
Johnny juga mengajak semua pihak untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia di bidang digital supaya ruang digital Tanah Air diisi dengan hal-hal yang bermanfaat.
Baca juga: Pendaftaran Startup Studio Batch 5 dibuka
Baca juga: Menkominfo bertemu menteri Korsel bahas pusat data
Baca juga: Kominfo: Literasi digital penting cegah konten kekerasan di medsos
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022