• Beranda
  • Berita
  • Ari Dwipayana jelaskan aliran sungai sebagai pusat peradaban

Ari Dwipayana jelaskan aliran sungai sebagai pusat peradaban

17 Juni 2022 19:16 WIB
Ari Dwipayana jelaskan aliran sungai sebagai pusat peradaban
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dalam sambutannya di acara Seminar Purwa Carita Campuhan dengan tema Pelestarian dan Pengembangan Cagar Budaya di Tukad Oos. ANTARA/HO-Dok Humas.

Tidak hanya di Bali, kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada di dunia membangun pusat kebudayaan di sepanjang sungai

Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana menjelaskan bahwa sungai atau tukad menjadi pusat peradaban para leluhur Bali sejak dulu.

"Tidak hanya di Bali, kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada di dunia membangun pusat kebudayaan di sepanjang sungai," kata Koordinator Staf Khusus Presiden RI, dalam keterangan persnya di Gianyar, Bali, Jumat.

Ia mengatakan hal itu dalam sambutannya di acara Seminar Purwa Carita Campuhan dengan tema Pelestarian dan Pengembangan Cagar Budaya di Tukad Oos di Museum Seni Neka Ubud, Kamis (16/6)

Dengan demikian, menjaga dan merawat sungai adalah bagian dari menjaga kehidupan manusia yang sekaligus membangun pusat peradaban masyarakat, tambah Ari Dwipayana.

Baca juga: Pemkab Gianyar perkirakan ada 1.819 kasus balita stunting
 
Dalam seminar tersebut, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menjadi pembicara kunci dan narasumber yang turut membahas antara lain Ida Bagus Putu Prajna Yogi (Tim Periset BRIN RI), Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. (Dosen Arkeologi Unud), Tjokorda Raka Kerthyasa (Bendesa Desa Adat Ubud), dan Dr. I Nyoman Sukma Arida, M.Si. (Dosen Fakultas Pariwisata Unud).

Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto juga mengingatkan pentingnya menjaga sungai, bukan hanya bagi masyarakat Bali, tetapi juga masyarakat dunia.

"Sebagian besar oksigen dihasilkan oleh terumbu karang dan Indonesia adalah tempat tumbuh 40 persen terumbu karang dunia. Bali menyumbang 1,4 persen terumbu karang dunia. Sekarang terumbu karang tidak terjaga dan masalah terbesar untuk _coral reef_ adalah dari darat. Dari cara kita hidup di darat, dari cara kita mengelola sungai, apa yang kita alirkan ke sungai, polutan-polutan yang masuk ke sungai dan mengalir ke laut,” jelas Andi.

Baca juga: Menteri BPN: Bali akan hadapi kelangkaan air

Ari Dwipayana menjelaskan pula, 'Daerah aliran sungai menjadi daerah pusat pemerintahan, pusat spiritual dan juga permukiman dari Hulu ke Hilir. Wilayah-wilayah yang dilalui oleh sungai-sungai ini umumnya subur sehingga orang -orang cenderung bermukim di sepanjang daerah aliran sungai.

Lembah Sungai Sindhu juga telah lebih dulu maju di bidang kebudayaan sebelum datangnya bangsa Arya kira-kira 1.500 tahun Sebelum Masehi.

Ini ditunjukkan oleh jejak peradaban manusia Bali di sepanjang lembah Sungai Petanu-Pakerisan di sepanjang Sungai Oos. Beberapa prasasti berikutnya menyebutkan Singhamandawa (sebuah nama kerajaan) dan Singhadavala (nama ibu kota kerajaan, diperkirakan di Manukaya Tampaksiring), tambah Ari.

Baca juga: Dekranasda Gianyar bentuk asosiasi perancang busana
 
Ari yang juga merupakan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud menceritakan, dalam sistem kepercayaan dan laku masyarakat Bali, sungai memiliki arti yang sangat penting. Selain sebagai sumber air minum dan sumber pembersihan diri (mandi), sungai juga menjadi pusat ritual di mana terdapat ritus tujuh sungai suci yang hingga kini dikaitkan dengan tujuh aliran sungai dalam tubuh.

Dengan demikian, peran sungai bagi masyarakat Bali akan terus kuat dari masa ke masa.

Baca juga: Patung Pahlawan Gianyar Kapten I Wayan Dipta diresmikan
 
 
 

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022