"Beliau dirawat di instalasi gawat darurat. Hingga saat ini, kami masih melakukan diagnostik dengan foto torak dan laboratorium," kata Direktur Utama RSUD dr. Mohamad Soewandhie Billly Daniel Messakh di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan bahwa Cak Sapari, yang mengeluh batuk dalam empat bulan terakhir, dalam kondisi stabil selama menjalani rawat inap di rumah sakit.
"Jika kondisi Cak Sapari semakin membaik, maka selanjutnya bisa menjalani rawat jalan," ujar dia.
Billy menuturkan bahwa petugas kesehatan menjemput Cak Sapari di rumahnya di Jalan Simo Mulyo Baru, Kota Surabaya, dan membawanya ke rumah sakit menggunakan ambulans pada Sabtu (18/6).
Menurut dia, istri Cak Sapari sempat menolak suaminya dijemput ke rumah sakit karena kartu BPJS Kesehatan Cak Sapari sudah tidak aktif dan kartu tanda penduduknya hilang.
Namun, ia melanjutkan, hasil pengecekan data nomor induk kependudukan menunjukkan Cak Sapari masih tercatat sebagai peserta aktif Program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Petugas kemudian menjelaskan mekanisme pelayanan kesehatan di Kota Surabaya kepada istri Cak Sapari dan akhirnya Cak Sapari setuju menjalani perawatan di rumah sakit.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina dan Direktur Utama RSUD dr. Mohamad Soewandhie memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada Cak Sapari, seniman ludruk kenamaan yang lahir pada 5 Juli 1948.
Dia mengatakan bahwa pemerintah kota akan memastikan Cak Sapari mendapat perawatan kesehatan sampai sembuh.
Baca juga:
Balada Cak Kartolo, sempat antre BLT hingga tawarkan rumah
Moeldoko kunjungi seniman ludruk Kartolo bahas penanganan COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022