Blitar (ANTARA News) - Sepuluh korban kecelakaan bus Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diantaranya Susiati, calon TKW yang masih berusia 15 tahun.
Keterangan yang dihimpun ANTARA hingga Rabu malam menyebutkan, kesepuluh korban, termasuk dari pihak pendamping dan manajemen PJTKI PT Bumi Jaya Duta Putra, Rejoso, Bantur, Malang, terpaksa menjalani rawat inap karena menderita luka-luka berat.
Seperti Susiati, calon TKW yang gagal diberangkatkan ke luar negeri karena dianggap tidak memenuhi persyaratan, mengingat usianya masih 15 tahun, tengah menjalani pemeriksaan dan perawatan di bangsal gegar otak.
Korban lainnya yakni Salamun (50) warga Bulak Lor, Gondang Legi, Malang, dan H.Mursyid, warga Rejosari, Bantur, Malang, keduanya dari pihak manajemen dan pendamping TKI/TKW, kemudian Suliah (31) warga Gunung Gebang, Bantur, Sri Rahayu (35) warga Mergan Jaya, Sukun, Malang, dan Wasis (41), warga Karangkates, Kabupaten Malang.
Selain itu, Sodik (34), sopir bus PJTKI berplat hitam nopol N-6047-F, warga Matraman, Gondang Legi, Malang, menderita luka-luka parah, kemudian Engkos (30) asal Bandung, dan Mustakim (53) warga Rejoso, Bantur, Malang mengalami nasib serupa.
Sedangkan korban tewas, Juanda (34) sopir truk berplat hitam Nopol D-8808-BR, warga Desa Negara Kembang, Kecamatan Ciugembul, Majalengka, Jawa Barat, jenazahnya masih disemayamkan di kamar mayat RSUD Wlingi.
Sementara kondekturnya, Sofian Kosdinar, juga warga Desa Negara Kembang, walaupun bisa diajak berkomunikasi dan tidak menjalani rawat inap, masih berada di RSUD itu.
Bus PJTKI itu ternyata membawa TKI/TKW yang gagal diberangkatkan keluar negeri karena tidak lolos dalam seleksi dan pelatihan di PT Bumi Jaya Duta Putra Pusat di kawasan Condet, Jakarta Timur. Ketika pulang dari Jakarta tujuan Malang, melalui Blitar, bertabrakan dengan truk tersebut di Jembatan Kali Bulu, Jalan Raya Talun-Keningaran, Rabu sore.
Sementara tiga orang lainnya dari pihak PJTKI yang selamat masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Talun, dan polisi belum berhasil menyingkirkan onggokan bus dan truk yang melintang di jalan raya yang berjarak sekitar 16 kilometer timur Kota Blitar tersebut.
Karena sisa jalan raya yang bisa dilalui tidak memadai, arus lalulintas dari arah Malang tujuan Kota Blitar terpaksa dialihkan sejak simpang tiga Keningaran, melalui Tumpang-Kanigoro, sedangkan dari Blitar tujuan Malang tetap melalui Jalan Raya Talun, dengan pengaturan buka-tutup oleh aparat kepolisian.
Kasatlantas Polres Blitar, AKP Arif, bersama Kanit Idik Yasa, Ipda Eni Mayasari dan Kapolsek Talun, AKP Sudi Atmaji, juga masih berada di lokasi kejadian, untuk mengatur arus lalulintas maupun mempersiapkan evakuasi bus dan truk yang masih menunggu alat berat untuk menariknya.
Menurut Kasatlantas, tabrakan frontal antara bus dan truk yang sama-sama berkecepatan tinggi di tikungan jalan menurun sekitar Jembatan Kali Bulu tersebut dipicu adanya lubang besar di badan jalan dari arah Blitar, yang membuat sopir bus berusaha menghindar ke kanan, namun langsung bertabrakan dengan truk bermuatan kue dari arah Malang tujuan Bandung tersebut.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006