• Beranda
  • Berita
  • Festival Pencak Silat Bogor kedepankan eksistensi Cimande

Festival Pencak Silat Bogor kedepankan eksistensi Cimande

19 Juni 2022 23:59 WIB
Festival Pencak Silat Bogor kedepankan eksistensi Cimande
Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan saat talk show bersama selebritis sekaligus tokoh silat Prisia Nasution, Cecep Arif Rahman, dan Asep Gurwawan di Metland Mall, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/6/2022). (ANTARA/HO-Humas Pemkab Bogor)

silat Cimande masih tetap ada dan lestari

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, mengedepankan eksistensi Silat Cimande melalui Festival Pencak Silat di Metland Mall, Cileungsi, Bogor, Minggu, dengan menghadirkan para selebritis dan tokoh.

"Kita bangga, Kabupaten Bogor adalah salah satu daerah yang punya sejarah dari abad ke-17, yakni silat Cimande sebagai cikal bakal pencak silat," kata Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor, Iwan Setiawan saat talk show bersama selebritis sekaligus tokoh silat Prisia Nasution, Cecep Arif Rahman, dan Asep Gurwawan.

Menurutnya, Kabupaten Bogor adalah salah satu daerah yang memiliki sejarah lahirnya bela diri silat tertua di Indonesia. Pasalnya, Silat Cimande lahir pada abad ke-17 dan menjadi cikal bakal pencak silat di Jawa Barat.

Iwan menyebutkan, pada Festival Pencak Silat ini Pemkab Bogor melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) ingin lebih mengenalkan silat Cimande kepada masyarakat. Sehingga Cimande tidak hanya dikenal sebagai salah satu nama desa di Kabupaten Bogor.

“Kami ingin bahwa silat itu tidak lagi identik di perkampungan, silat itu identik kalau ada hajatan. Maka hari ini kami memperkenalkan silat itu di mall,” kata Iwan.

Baca juga: Asosiasi Pencak Silat Betawi bentuk Korwil di Spanyol dan Chile
Baca juga: Wagub DKI ajak masyarakat lestarikan Pencak Silat

Ia menjelaskan bahwa untuk menggugah antusiasme terhadap silat, masyarakat perlu diberikan informasi secara utuh, mulai dari sejarah hingga prestasi-prestasi pencak silat.

Terlebih, Pemkab Bogor memiliki visi terwujudnya Kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban. Untuk mencapai berkeadaban, salah satunya yaitu dengan mempertahankan tradisi, kultur budaya yang ada di Kabupaten Bogor.

“Dari sinilah kita membuat kebijakan bahwa hal ini harus dipelihara dan dilestarikan dengan baik. Kami dengan segala upaya terus hadir di tengah masyarakat melaksanakan kebijakan ini. Alhamdulillah sampai hari ini, silat Cimande masih tetap ada dan lestari,” jelasnya.

Aktor yang juga pendekar silat, Cecep Arif Rahman mengaku terus berupaya dalam melestarikan keaslian silat, di samping terus mengenalkan pencak silat pada generasi muda.

“Untuk mempertahankan pencak silat, saya mulai mengajar agar dapat mewariskan pencak silat ini ke generasi selanjutnya, dan tentunya dengan tetap menjaga keasliannya,” ungkap Cecep Arif Rahman.

Baca juga: PB IPSI tunjuk Abas Akbar jadi pelatih timnas 
Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan saat talk show bersama selebritis sekaligus tokoh silat Prisia Nasution, Cecep Arif Rahman, dan Asep Gurwawan di Metland Mall, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/6/2022). ANTARA/HO-Humas Pemkab Bogor


Selanjutnya, artis dan atlet pencak silat, Prisia Nasution mengaku sudah mulai belajar pencak silat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kesehariannya bahkan banyak dihabiskan di padepokan pencak silat di TMII.

“Saat ini saya kembali aktif di pencak silat, karena uniknya, sekali saja kita memutuskan bergabung di perguruan pencak silat, maka selamanya akan menjadi keluarga,” kata Prisia.

Sementara, Master Pencak Silat, Asep Gurwawan mengatakan, saat ini pencak silat sudah go internasional. Hal itu menurutnya menandakan dua hal, pertama pencak silat sebagai sebuah ilmu, sisi lain pencak silat yaitu sebuah pusaka.

“Kalau ilmu dipelajari oleh siapa saja, dan tentunya pengembangan ke negeri orang ini harus disampaikan secara ilmiah. Maka tidak sedikit gelar doktor di beberapa negara mengambil filosofi pencak silat melalui disiplin ilmu antropologi,” papar Asep.

Baca juga: KONI: Pencak silat harus evaluasi

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022