Jakarta (ANTARA News) - Sisa badai Iggy yang berada di barat Australia masih memberikan pengaruh kepada ketinggian gelombang di sejumlah wilayah selatan Indonesia, demikian Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto, Senin.Dampak langsungnya kepada gelombang sehingga gelombang laut cukup tinggi di Samudera Indonesia bagian selatan dengan variasi ketinggian 1 hingga bahkan lebih dari 3 meter.
"Dampak langsungnya kepada gelombang sehingga gelombang laut cukup tinggi di Samudera Indonesia bagian selatan dengan variasi ketinggian 1 hingga bahkan lebih dari 3 meter," kata Kukuh kepada ANTARA di Jakarta.
Menurut dia wilayah pantai selatan Jawa hingga ke Nusa Tenggara bagian timur mengalami perubahan gelombang yang besar terutama wilayah yang lebih selatan mendekati badai Iggy.
"Kami telah memberikan peringatan untuk gelombang tinggi di Selat Sunda masih ada namun lebih sering di Selat Sunda bagian selatan. Untuk Merak sendiri ada potensi 0,75 meter yang paling maksimal, sehingga untuk kapal feri sudah bisa melintas," jelas Kukuh.
Ia juga menegaskan kapal cepat dan kapal lain yang berukuran kecil serta para nelayan harus menunggu hingga gelombang lebih kecil pada hari berikutnya.
Jika badai Iggy memiliki massa angin yang berkurang maka biasanya akan terbentuk sejumlah awan yang menyebabkan angin kencang dan dapat merusak infrastruktur, tempat tinggal serta pepohonan, jelas Kukuh.
"Untuk angin kencang yang merusak berasal dari kawasan lokal karena sebagai dampak tidak langsung dari Iggy dan kami memperkirakan berada di sekitar Jawa Timur hingga ke sebelah timur Bali seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Selatan," kata Kukuh.
Selain itu potensi angin kencang yang merusak disertai hujan lebat juga dikatakan Kukuh dapat terjadi di Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian utara dan Sulawesi Tenggara bagian utara serta Maluku bagian tengah.
Untuk kecepatan angin dari badai Iggy sendiri, masih menurut Kukuh, sebesar 15 knot atau sekitar 28 kilometer per jam dan jika terdapat potensi awan "cumulunimbus" maka bisa meningkat hingga diatas 25 knot dan dapat merusak serta membahayakan keamanan.
"Di daerah yang disebutkan terdapat potensi angin di atas 25 knot, namun kami telah memperingatkannya bahwa akan terjadi angin kencang dan hujan lebat," tambah Kukuh.
Untuk hujan lebat lebih cenderung berpotensi turun di Sumatera bagian selatan, Nangroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat dan Papua bagian selatan serta wilayah kepala burung Papua, tegas Kukuh.
(B019)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012