Di usianya yang ke-495 ini, kota yang dulunya bernama Batavia ini memang layak menggelar hajatan sebagai bentuk kebangkitan setelah dua tahun dihantam pandemi COVID-19.
Untuk merayakannya, ada berbagai cara yang dapat dilakukan seperti lima kegiatan positif seperti di bawah ini yang terlampir dalam siaran pers diterima di Jakarta pada Selasa.
Datang ke Jakarta Fair 2022
Setelah absen dua tahun akibat pandemi, Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau yang kini disebut Jakarta Fair kembali digelar. Berlangsung dari 9 Juni hingga 17 Juli 2022 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Anda bisa menikmati rangkaian kegiatan dan acara seru, mulai dari bazaar UMKM, hingga aneka konser musik yang menampilkan sederet musisi Indonesia.
Mengenal budaya Betawi
Jika Anda terbiasa menghabiskan waktu luang dengan jalan-jalan ke mal, cobalah untuk mencari aktivitas lain yang tak kalah menyenangkan. Bicara ibu kota, tentu tak bisa lepas dari nenek moyang orang Jakarta, yakni Betawi. Jadi alangkah baiknya, HUT Jakarta menjadi momentum bagi kita untuk mengenal lebih jauh lagi budaya Betawi.
Ada beberapa lokasi menarik di Jakarta yang bisa Anda kunjungi untuk mengenal lebih jauh tentang budaya Betawi. Anda dapat menemukan kuliner khas Betawi, rumah adat, hingga pertunjukan seni.
Tempat yang bisa Anda datangi antara lain Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta Selatan, Pusat Kebudayaan Betawi (Gedung Eks Kodim) Jakarta Timur, serta Kampung Betawi Condet. Cobalah untuk sesekali menjelajahi kawasan tersebut.
Masyarakat juga bisa mencicipi aneka kuliner khas Jakarta, beberapa di antaranya adalah gado-gado Betawi, asinan Jakarta, rujak Juhi, laksa Betawi, kerak telor, soto mie Jakarta sampai nasi uduk khas Betawi dengan lauknya bisa berupa semur daging, ayam sampyok, kakap merah sayur krecek, juga ikan kembung pesmol.
Baca juga: Sambut ulang tahun Jakarta dengan suguhan kuliner langka Betawi
Baca juga: Sayur babanci, hidangan Idul Fitri langka khas Betawi
Menggunakan transportasi umum
Tiap tahunnya, mungkin harapan masyarakat terhadap Jakarta adalah terbebas dari kemacetan dan polusi. Sayangnya, harapan ini nampaknya kurang direalisasikan dalam kehidupan nyata.
Buktinya, hasil kajian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek pada 2015 lalu, hanya 24 persen pengguna jalan yang menggunakan moda transportasi umum seperti Transjakarta atau kereta rangkaian listrik (KRL).
Warga lebih banyak menggunakan kendaraan bermotor pribadi untuk bepergian. Menurut data Dinas perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta 2015 menunjukkan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 7 juta unit. Angka ini semakin bertambah sekitar 8,12 persen per tahun.
Oleh karena itu, kita bisa merayakan ulang tahun kota metropolitan ini dengan menggunakan transportasi umum seperti Transjakarta atau Commuterline. Jika terbiasa naik kendaraan pribadi, mungkin naik Transjakarta atau Commuterline bisa jadi pengalaman seru, sekaligus menyumbang langkah nyata untuk mengurangi sesaknya ibu kota Indonesia ini.
Mengunjungi ikon Jakarta
Belum ke Jakarta namanya kalau belum ke Monumen Nasional atau Monas. Monumen yang dirancang oleh arsitek Soedarsono dan F. Silaban ini mulai dibangun pada 1961 dan selesai pada 1975. Terletak di tengah-tengah lapangan Merdeka, Soekarno dan Hatta pernah mengadakan rapat raksasa untuk menghimpun kekuatan rakyat.
Monas berbentuk lingga yoni setinggi 132 meter. Bagian bawah Monas terdapat Museum Nasional. Di sini terdapat sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Selain itu juga terdapat diorama sejarah Indonesia dari zaman pra sejarah hingga peristiwa G30S/PKI.
Selain Monas, ada satu lagi lansekap ikonik yang dimiliki oleh Jakarta, yakni Sarinah. Berstatus sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, mal yang berlokasi di wilayah MH Thamrin ini baru saja menyelesaikan proses 'merias' diri.
Dengan wajah barunya, Anda tentu akan menemukan pengalaman baru saat berkunjung ke Sarinah, tentu dengan tidak melupakan semua sejarah yang tersimpan di pusat perbelanjaan tersebut.
Berdonasi
Dibalik hingar bingar ibu kota dengan segala kemewahannya, terselip sisi gelap Jakarta yang masih menyisakan kesenjangan sosial yang menimpa saudara-saudara kita yang belum mendapatkan kehidupan yang layak, bahkan untuk mendapatkan pengobatan.
Sadar akan masalah tersebut, platform donasi online Ayobantu berinisiatif untuk menggalang dana dalam kampanye #BantuSembuh. Secara singkat, kampanye #BantuSembuh merupakan sebuah gerakan gotong royong yang diinisiasi Ayobantu untuk membantu masyarakat Indonesia, termasuk warga Jakarta, yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan medis.
“Hari ulang tahun Jakarta menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh warga Jakarta setiap tahunnya. Namun selayaknya, kesempatan ini jangan hanya difokuskan pada kemeriahan dan perayaannya saja. Justru di hari inilah selayaknya sesama warga Jakarta dapat saling membantu dan berbagi kebahagiaan kepada saudara-saudara di sekitar yang membutuhkan.” tutur CEO Ayobantu, Agnes Yuliavitriani.
Untuk warga Jakarta yang tertarik untuk berdonasi, cukup mengakses website resmi Ayobantu di www.ayobantu.com. Penggalangan dana di Ayobantu dilakukan secara transparan yang akan diverifikasi kebenaran datanya. Dalam pelaksanaannya, setiap penyaluran dari donatur akan terdokumentasi agar para donatur bisa mengawasi penyaluran donasi. Proses pengumpulan dana pun bisa diawasi secara real time melalui laman resmi Ayobantu.
Baca juga: HUT DKI, 21 lukisan bertema Betawi dipamerkan di TIM
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta adakan konser gratis di TIM
Baca juga: Peluang "digital nomad" di Kepulauan Seribu
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022