• Beranda
  • Berita
  • Indonesia usung lima target bidang kesehatan untuk G20

Indonesia usung lima target bidang kesehatan untuk G20

21 Juni 2022 20:22 WIB
Indonesia usung lima target bidang kesehatan untuk G20
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berbincang dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/6/2022). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Kepresidenan/Muchlis Jr/aa.

bagaimana uang yang ada di fund ini bisa dipakai untuk mengakses secara adil dan cepat

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan Indonesia mengusung lima target bidang kesehatan yang diharapkan bisa disampaikan kepada para pemimpin negara dalam acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November nanti.

Kelima target tersebut adalah membentuk dana cadangan mengatasi pandemi, akses terhadap dana cadangan secara adil dan cepat untuk tindakan medis darurat pandemi, integrasi lab genome sequence di seluruh dunia, harmonisasi standar perjalanan antarnegara di tengah pandemi, dan standardisasi atau regoinalisasi dari hub manufaktur serta riset vaksin.

Menurut Menkes di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, kelima target itu sudah sempat disampaikan Indonesia dalam Pertemuan Menteri Kesehatan (Health Minister Meeting/HMM) G20 I yang berlangsung sejak Senin (20/6) kemarin di Yogyakarta.

Saat menyampaikan keterangan pers setelah mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus , Menkes menyampaikan bahwa target pertama sudah tercapai dalam gelaran HMM G20 di Yogyakarta.

"Yang pertama pembentukan financial intermediary fund, ini adalah dana cadangan untuk mengatasi pandemi," kata Menkes dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Senin.

Baca juga: G20 kesehatan bentuk dana perantara keuangan hadapi pandemi masa depan
Baca juga: Menkes harap pembentukan dana persiapan pandemi rampung September

Menkes mengapresiasi bantuan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pembentukan dana cadangan tersebut.

Ia juga mengungkapkan bahwa sudah ada lebih dari 1 miliar dolar AS yang menjadi komitmen beberapa negara maupun institusi untuk menyumbang dana cadangan itu.

"Yang kedua kita juga membicarakan bersama WHO bagaimana uang yang ada di fund ini bisa dipakai untuk mengakses secara adil dan cepat, istilahnya emergency medical countermeasures, jadi vaksin, obat-obatan dan alat diagnostik," kata Menkes.

Menkes menjelaskan WHO nantinya bakal mendapat otoritas untuk menentukan negara mana yang perlu mendapat bantuan maupun segmen orang-orang seperti apa yang bisa diprioritaskan apabila di terjadi pandemi berikutnya.

Untuk target kedua itu Menkes menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan swasta, mengingat produksi vaksin, obat-obatan, dan alat diagnostik kesehatan mayoritas dilakukan oleh pihak swasta.

"Yang ketiga adalah kita membicarakan mengenai integrasi lab genome sequence di seluruh dunia," katanya.

Baca juga: WHO dan Bank Dunia kerja sama rancang modal dana perantara keuangan
Baca juga: Menteri Kesehatan dorong penggalangan dana darurat pandemi ASEAN

Laboratorium tersebut berfungsi untuk mengidentifikasi virus, varian, maupun bakteri baru dan Menkes menambahkan dalam HMM G20 I di Yogyakarta telah dibicarakan upaya pengintegrasian data dari laboratorium serupa di dunia.

"Yang keempat ini juga sudah jalan adalah bagaimana kita bisa mengharmonisasi standar perjalanan baik itu berupa sertifikat vaksin maupun sertifikat testing," ujarnya.

Aspek tersebut penting untuk bisa memastikan apabila pandemi berikutnya terjadi dan perlu respons penerapan karantina wilayah atau lockdown, maka orang-orang yang sehat dan sudah divaksin tetap bisa melakukan pergerakan antarnegara demi menjaga arus barang serta perputaran ekonomi.

Menkes Budi menyebut bahwa harmonisasi tersebut tetap berpatokan pada standar WHO dan telah memiliki kasus sukses yang berlaku di antara lebih dari 30 negara anggota Uni Eropa.

"Kemudian yang terakhir, yang penting juga adalah kita mau menggunakan standardisasi atau regionalisasi dari manufacturing sama research hub (vaksin), tidak hanya di negara-negara utara tetapi juga di negara-negara selatan," katanya.

Hal itu merespon masalah ketersediaan dan aksen vaksin di seluruh dunia selama pandemi COVID-19 sehingga Indonesia merasa diperlukan lebih banyak pabrik vaksin dan kemampuan riset pengembangan vaksin terutama yang berbasis teknologi baru, mRNA, di negara-negara selatan.

Menurut Menkes setidaknya ada empat negara anggota G20 lain selain Indonesia yang siap berpartisipasi untuk membantu perwujudan target tersebut. Afrika Selatan bisa melakukannya di regional Afrika, Brazil dan Argentina di wilayah Amerika Selatan, dan India mendampingi Indonesia di Asia.

Menkes berharap target-target yang diusung Indonesia tersebut bisa mencapai progres yang cukup baik dalam HMM G20 I, sehingga di pertemuan berikutnya yang dijadwalkan berlangsung Oktober mendatang hal-hal itu bisa difinalisasi agar dapat disajikan secara konkret di puncak KTT G20 ke-17 di Bali nanti.

Penguatan arsitektur kesehatan global memang menjadi salah satu fokus dalam presidensi G20 Indonesia bersama transformasi ekonomi digital dan transisi energi.

Baca juga: Inisiatif dana kesehatan global untuk hadapi pandemi di masa depan

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022