Tikar Mendong Masuk Pasar Timur Tengah

9 Maret 2006 16:34 WIB
Yogayakarta (ANTARA News) - Tikar mendong yang dibuat para perajin dari Tasikmalaya dan Yogyakarta siap memasuki pasar Timur Tengah untuk merebut dominasi pasar tikar yang diperuntukkan bagi jemaah haji di Mekah yang selama ini dikuasai Cina. Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali yang mengunjungi perajin mendong di desa Minggir, Sleman, Kamis, mengatakan, pihaknya siap mencari pasar bagi produk para perajin. Menurut dia, pasar tikar di Mekah yang diperuntukkan bagi jemaah haji cukup besar. Setidaknya menurut dia tiap tahun terdapat tiga juta jemaah dari seluruh dunia menunaikan haji. Dari jumlah itu lanjutnya, sekitar 200 ribu merupakan jemaah haji asal Indonesia. Para jemaah haji ini biasanya membeli tikar buatan Cina, yang sangat mendominasi pasar di Mekah. Pihak kementerian dan koperasi kata Suryadharma sudah memperkenalkan tikar mendong tersebut kepada jemaah haji dengan menggandeng Bank BRI dan Bukopin. Kedua Bank tersebut menurut dia, menyerap hingga 60 ribu tikar mendong yang dibagikan sebagai souvenir kepada para nasabah tabungan hajinya. Kepada para perajin mendong tersebut menteri menawarkan untuk memproduksi sekitar 30 ribu tikar mendong yang akan digunakan untuk musim haji yang akan datang. "Namun jika belum siap kita tawarkan untuk tahun 2007," katanya. Selama ini tanaman mendong asal Yogya yang menyerupai padi itu justru banyak dijual kepada perajin mendong di Tasikmalaya. Para perajin tikar mendong di Tasikmalaya sejak musim haji lalu sudah mulai memasarkan tikar mereka melalui Bank BRI dan untuk musim haji mendatang mereka juga sudah memperoleh pesanan sekitar 60 ribu tikar yang harus sudah selesai paling lambat Agustus. Tikar mendong menurut menteri lebih ramah lingkungan dibanding dengan tikar plastik buatan Cina yang sampahnya tidak bisa dimusnahkan, selain itu harga tikar mendong juga lebih murah sekitar Rp15 ribu dibanding dengan buatan cina yang harganya sekitar 10 real atau Rp25 ribu rupiah.(*)


Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006