"Di Sangihe sudah ada 17 sekolah yang ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak," kata Djoli Mandak di Tahuna, Kamis.
Menurut dia, sebanyak 17 sekolah tersebut terdiri atas tiga TK, 10 SD 10, dan empat SMP.
"Kami telah mengimbau kepada semua sekolah yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sangihe agar mengikuti seleksi Sekolah Penggerak, namun untuk tahap pertama baru 17 yang terakomodir," kata dia.
Baca juga: Sekolah Penggerak dinilai dapat optimalkan kapasitas guru
Dia mengatakan, penetapan Sekolah Penggerak telah melalui berbagai seleksi terhadap kepala sekolah yang persyaratan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah pusat.
"Kami bersyukur jumlah Sekolah Penggerak di Kabupaten Sangihe yang paling banyak dari semua kabupaten dan kota di Sulawesi Utara," kata dia.
Dia mengatakan, Sekolah Penggerak memperoleh dana tambahan selain dana BOS yang diterima setiap tahun.
"Sekolah Penggerak mendapat tambahan dana BOS Kinerja selama empat tahun selain BOS reguler," kata dia.
Baca juga: OKU Timur menjadi daerah percontohan Program Sekolah Penggerak
BOS Kinerja tersebut untuk Taman Kanak-kanak sebesar Rp60 juta, Sekolah Dasar Rp80 juta, dan SMP Rp100 juta.
Tahun 2022, kata dia, juga ada penilaian Sekolah Penggerak yang dilakukan oleh tim penilai dari pusat dan daerah.
"Dalam waktu dekat mungkin tim penilai dari pusat akan datang di Sangihe guna melakukan penilaian terhadap kriteria kepala sekolah yang diikutkan dalam seleksi Sekolah Penggerak," kata dia.
Penjabat Bupati Sangihe Rinny Tamuntuan mengharapkan sekolah yang belum ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak dapat termotivasi.
Baca juga: Kemendikbud harapkan Sekolah Penggerak jadi katalis sekolah lain
"Sebanyak 17 Sekolah Penggerak di Sangihe supaya menjadi contoh agar sekolah yang lain berlomba menjadi Sekolah Penggerak, karena banyak anggaran dari pusat yang turun ke Sekolah Penggerak," kata Rinny Tamuntuan.
Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022