Saat ini cukup banyak jumlah lansia di Indonesia yang tinggal bersama keluarga
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia merupakan bukti keberhasilan dalam pembangunan manusia di Indonesia.
“Peningkatan jumlah lansia di Indonesia merupakan salah satu bukti keberhasilan pembangunan manusia,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti dalam Webinar Peran Grand Parenting Dalam Pencegahan Stunting di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan hasil dari data Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah penduduk di Indonesia kini ada sekitar 270 juta jiwa. Jumlah itu meningkat cukup signifikan dari tahun 2010 dengan penduduk yang berjumlah 237 juta jiwa.
Dalam peningkatan penduduk itu, pertumbuhan lansia juga terus meningkat. Tercatat pada tahun 2021 Indonesia memiliki 29,3 juta jiwa lansia atau sebesar 10,82 persen. Artinya, negara kini sedang memasuki masa transisi penuaan penduduk.
Pertambahan lansia akan memberikan sejumlah tantangan di berbagai aspek kehidupan masyarakat baik dalam aspek kesehatan, sosial, ekonomi maupun lingkungan. Dengan demikian, diperlukan sebuah upaya untuk mempersiapkan lansia menjadi tangguh, sehat, aktif, mandiri dan produktif.
Lewat program pemberdayaan keluarga, BKKBN memberikan pembinaan keluarga lansia rentan untuk menjadi individu yang lebih aktif dan produktif. Salah satunya adalah meningkatkan perannya dalam mendukung dan mengatasi persoalan kekerdilan pada anak (stunting) melalui pengalamannya mengasuh anak yang ditransformasikan kepada generasi penerus.
Baca juga: BKKBN: Penuaan penduduk dapat dimanfaatkan sebagai bonus demografi
Baca juga: BKKBN sebut delapan provinsi sedang alami penuaan penduduk
Menurut Nopian, pola pengasuhan yang diberikan lansia sebagai orang terdekat dalam keluarga dapat menurunkan angka stunting dan memberikan dukungan, dorongan juga bantuan yang berharga bagi kualitas tubuh kembang anak serta menentukan kepribadian anak di masa dewasanya.
“Saat ini cukup banyak jumlah lansia di Indonesia yang tinggal bersama keluarga, hal ini tentunya menjadi prospek yang sangat positif dalam meningkatkan kualitas pengasuhan balita dan anak sekaligus menurunkan angka stunting,” kata dia.
Dalam sambutannya itu, Nopian melanjutkan bahwa Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni 2022 mendatang dapat dijadikan sebuah momentum, dalam meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat terhadap pentingnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera sesuai Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang hari keluarga nasional.
Peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 juga merupakan wujud apresiasi kepada seluruh keluarga sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam penanganan stunting di Indonesia yang telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah, swasta, lembaga, swadaya masyarakat maupun komponen-komponen masyarakat lainnya.
“Keluarga merupakan komponen utama yang berperan penting terutama pada masa awal kehidupan. Di mana kesehatan ibu berperan dalam mengatasi risiko stunting keluarga. Diharapkan melaksanakan dan memahami delapan fungsi keluarga sebagai upaya mendukung terbentuknya keluarga yang tangguh dan harmonis,” ujar dia.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta dan BKKBN DIY canangkan Sekolah Lansia di Kotagede
Baca juga: BKKBN hadirkan GoLantang dan Satyagatra bantu lansia di masa pandemi
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022