"Idealnya pihak-pihak tersebut dilibatkan agar penanganan PMK yang menjangkiti ternak bisa lebih maksimal," kata Ketua Tim Satgas Penanganan PMK Riau Edy Afrizal kepada media di Pekanbaru, Jumat.
Sebelumnya, Tim Satgas PMK tidak memasukkan Asosiasi Dokter Hewan dan pengusaha obat-obatan tersebut dam tim tersebut.
Dia mengatakan keberadaan Tim Satgas tersebut, akan terus dilakukan penyesuaian dan pihak-pihak terkait tetap akan dimasukkan dalam tim Satgas sesuai kebutuhan.
Baca juga: Pemkab minta peternak tak andalkan petugas obati PMK agar cepat sembuh
Ia menyebut berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, saat ini ada enam kabupaten yang sudah masuk zona merah atau sudah terpapar virus PMK pada sapi ternak.
Kepala Dinas PKH Riau Herman menjelaskan yang terbaru hewan ternak yang positif PMK ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu dan enam kabupaten/kota lainnya adalah Rokan Hulu, Siak, Indragiri Hilir, Bengkalis, Kampar, dan Indragiri Hulu.
Ia mengatakan ternak yang terjangkit sebanyak 53 ekor di Indragiri Hulu (Inhu), 26 ekor di Siak, 24 ekor di Indragiri Hilir, 100 ekor di Bengkalis, 16 ekor di Kampar, dan 6 ekor di Inhu.
"Dengan demikian, kasus keseluruhan sebanyak 225 ekor yang terpapar PMK," katanya.
Dia mengemukakan sebelumnya ada laporan terkait sapi di Inhu yang diduga terpapar penyakit PMK. Kemudian petugas dinas terkait melakukan pengambilan sampel dan mengirimkan hasilnya ke laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi. Hasil uji menunjukkan sapi tersebut positif PMK.
Baca juga: Satgas PMK UGM periksa sejumlah ternak di Sleman
Baca juga: Anggota DPR nilai pemerintah telah bekerja keras tangani PMK
Kabid Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau Faralinda Sari mengatakan jumlah sapi yang sembuh mencapai 84 ekor dan tersebar Rokan Hulu 5 ekor, Siak 5 ekor, Inhil 12 ekor, Kampar 14 ekor, dan paling banyak di Bengkalis 48 ekor.
Sejak menyebarnya PMK di Riau, ada satu ekor sapi yang mati, yakni di Kabupaten Kampar. Meski sudah ditemukan ada yang mati, sapi yang terkena PMK di Riau masih bergejala ringan sampai sedang, belum ditemukan ada yang bergejala berat hingga kuku terlepas.
Saat ini kondisi sapi-sapi yang dinyatakan sembuh tersebut, sudah membaik. Hasil pemeriksaan sampel juga sudah negatif. Namun, sapi tersebut masih diisolasi, karena potensi penularannya masih bisa terjadi.
Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022