Qatar memiliki peluang lebih baik untuk menjadi tuan rumah pembicaraan mendatang karena upaya berkelanjutan negara tersebut dalam melanjutkan kembali pembicaraan tentang pencabutan sanksi, demikian media Iran, Nournews, dalam cuitan Twitter yang mengutip Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Minggu (26/6).
Dalam konferensi pers bersama pada Sabtu (25/6), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengumumkan pembicaraan akan dilanjutkan dalam beberapa hari mendatang untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Sejak April 2021, sebanyak delapan putaran pembicaraan telah digelar di ibu kota Austria, Wina, antara Iran dan sejumlah pihak yang tersisa di JCPOA untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.
Iran menandatangani JCPOA dengan negara-negara besar dunia pada Juli 2015 dengan menyetujui pembatasan program nuklirnya dengan timbal balik pencabutan sanksi terhadap negara itu.
Namun mantan presiden AS Donald Trump menarik Washington dari perjanjian tersebut pada Mei 2018 dan memberlakukan kembali sanksi sepihak terhadap Iran sehingga mendorong Iran membatalkan beberapa komitmennya berdasarkan pakta tersebut.
Pembicaraan nuklir Iran ditangguhkan sejak Maret saat kesepakatan akhir diyakini dapat tercapai sehingga meningkatkan kekhawatiran mendalam tentang prospek pembicaraan JCPOA.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022