• Beranda
  • Berita
  • Saham perpanjang kenaikan karena kecemasan inflasi mereda

Saham perpanjang kenaikan karena kecemasan inflasi mereda

27 Juni 2022 17:02 WIB
Saham perpanjang kenaikan karena kecemasan inflasi mereda
Ilustrasi - Sejumlah orang berjalan melewati papan elektronik yang menunjukkan rata-rata Nikkei Jepang di luar broker, Tokyo, Jepang. ANTARA/REUTERS/Toru Hanai/am.
Saham dunia melanjutkan kenaikan mereka pada Senin, didukung penutupan Wall Street yang kuat pada Jumat (24/6/2022) karena harga minyak yang tidak mencapai puncaknya membantu sentimen membaik dan meredam kekhawatiran inflasi yang berkepanjangan.

Keuntungan pagi yang kuat di Eropa dan reli di pasar Asia setelah China lebih lanjut melonggarkan pembatasan COVID-19 mendorong indeks acuan MSCI untuk saham global naik untuk sesi ketiga berturut-turut, menguat 0,5 persen pada pukul 08.51 GMT.

Investor berharap penurunan harga minyak dari puncak tiga bulan yang dicapai pada awal Juni dapat mengurangi tekanan harga dan memungkinkan Federal Reserve AS untuk memperketat kebijakan kurang agresif dari yang ditakuti, mengurangi risiko resesi ekonomi.

"Kami pikir ada lebih banyak peluang untuk melihat harga minyak turun hanya karena berkurangnya permintaan dari AS, Eropa dan China karena perlambatan ekonomi. Ini pada gilirannya akan membantu mengurangi ekspektasi inflasi setidaknya untuk akhir tahun ini," kata Jerome Schupp, manajer dana di Prime Partners di Jenewa.

"Pertemuan Fed berikutnya pada Juli akan cukup penting. Kita akan melihat The Fed terus menaikkan suku bunga, mungkin sebesar 75 basis poin. Tetapi yang lebih penting adalah pesan baru dari (Ketua Fed Jerome) Powell. Mungkin dia akan mengatakannya saya senang dengan tingkat suku bunga yang baru," tambah Schupp, dikutip dari Reuters.

Meskipun rebound tiga hari yang kuat yang telah membantu jarak indeks acuan MSCI dunia lebih jauh di atas posisi terendah November 2020 yang dicapai awal bulan ini, indeks tetap turun lebih dari 20 persen dari rekor penutupan tertinggi pada Januari, penurunan yang biasanya digambarkan sebagai pasar bearish.

Para pedagang mengatakan kondisi pasar oversold dan penyeimbangan kembali portofolio akhir bulan juga berkontribusi pada kenaikan, meskipun mereka memperkirakan lebih banyak volatilitas ke depan saat musim laporan laba kuartal kedua mendekat.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik melonjak 1,6 persen. Beijing mengatakan pada Sabtu (25/6/2022) akan mengizinkan sekolah untuk melanjutkan kelas tatap muka dan bos partai top Shanghai menyatakan kemenangan atas COVID-19 setelah kota itu melaporkan nol kasus lokal baru untuk pertama kalinya dalam dua bulan.

Indeks acuan STOXX 600 pan-regional naik lebih dari 1,0 persen karena pelonggaran pembatasan China mendorong saham minyak dan penambang. Sementara itu, indeks saham berjangka AS memperpanjang kenaikannya dengan S&P 500 berjangka naik sekitar 0,6 persen.

Minyak bergejolak karena pasar bergulat dengan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi versus kekhawatiran tentang kehilangan pasokan Rusia di tengah sanksi atas konflik Ukraina.

Harga Brent naik 0,2 persen menjadi 113,36 dolar AS per barel dan minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,1 persen menjadi 107,52 dolar AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun AS berdiri tepat di atas 3,0 persen karena para pedagang menghapus taruhan untuk kenaikan (suku bunga) tahun depan tetapi masih mempertimbangkan tentang pengetatan agresif tahun ini. Mereka naik dua basis poin menjadi 3,16 persen, dari level tertinggi 11 tahun yang dicapai awal bulan ini.

"Pasar tetap fokus pada trade-off antara respons kebijakan terhadap inflasi yang tinggi dan kekhawatiran akan hard landing," tulis ahli strategi suku bunga Westpac Damien McColough dalam sebuah catatan.

"Akan ada diskusi yang sedang berlangsung mengenai apakah imbal hasil jangka panjang telah mencapai puncaknya, namun kami belum memperkirakan imbal hasil 10-tahun turun secara material atau berkelanjutan di bawah 3,0 persen," tambahnya.

Dolar terus berkonsolidasi mendekati level terendah sejak pertengahan bulan terhadap mata uang utama lainnya, karena para pedagang menilai kembali prospek kenaikan suku bunga yang agresif. Indeks dolar - yang mengukur mata uang versus enam rival - turun 0,2 persen pada 103,82.

Emas naik 0,7 persen menjadi 1.838,8 dolar AS per ounce, didukung oleh berita beberapa negara Barat yang berencana untuk secara resmi melarang impor logam mulia dari Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Baca juga: IHSG dibuka menguat didukung turunnya kekhawatiran terhadap inflasi
Baca juga: Saham Asia didukung kenaikan Wall Street ketika harga minyak melemah
Baca juga: Saham China dibuka lebih tinggi, indeks Shanghai menguat 0,43 persen

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022