Dengan penambahan tersebut, maka akumulasi kasus konfirmasi positif sejak pandemi terjadi di Indonesia pada Maret 2020 berjumlah 6.081.896 kasus. Penambahan 1.445 kasus itu terbanyak di DKI Jakarta mencapai 838 kasus.
Provinsi lain yang juga menyumbang laju kasus konfirmasi di tingkat nasional adalah Jawa Barat sebanyak 241 kasus, Banten 147 kasus, Bali 77 kasus, Jawa Timur 71 kasus, dan Jawa Tengah 20 kasus.
Pada kasus aktif, dilaporkan menurun 201 kasus sehingga total menjadi 14.315 kasus. Jumlah orang yang sembuh dari COVID-19 juga mengalami penambahan sebanyak 1.637 orang, sehingga total kesembuhan secara nasional menjadi 5.910.855 orang.
Baca juga: Satgas: Vaksin masih efektif lindungi tubuh dari varian baru
Angka kesembuhan terbanyak secara nasional disumbang oleh DKI Jakarta sebanyak 857 orang, Banten 342 orang, Jawa Barat 282 orang, Jawa Timur 67 orang, Bali 27 orang, dan Jawa Tengah 17 orang.
Satgas Penanganan COVID-19 juga melaporkan penambahan angka kematian akibat COVID-19 hari ini sebanyak sembilan jiwa yang berasal dari Jawa Barat tujuh orang, Bali satu orang, dan Kalimantan Tengah satu orang. Akumulasi angka kematian secara nasional mencapai 156.762 jiwa.
Selain itu terdapat 3.052 orang yang masuk dalam kategori suspek. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian terhadap 72.924 spesimen di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.
Tingkat positif (positivity rate) spesimen harian adalah 4,07 persen dan untuk tingkat positivity rate orang harian adalah 2,68 persen dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) 5 persen.
Baca juga: Satgas: PHBS efektif cegah dinamika kemunculan varian COVID-19
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai menerima bantuan mesin refrigerator vaksin dari Pemerintah Jepang di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (26/6), memastikan Indonesia masih berada di level 1 situasi pandemi dunia versi WHO.
WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan, per 100.000 penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar 7.800 per hari.
"Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih di level 1 PPKM," katanya.
Baca juga: Satgas dorong surveilans molekular epidemiologi ungkap kenaikan kasus
Budi mengatakan puncak gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Hal itu didasari atas pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022