Baca juga: Identifikasi potensi anak melalui platform edukasi digital
"Agar anak-anak dapat beradaptasi kembali dengan normal, memiliki keterampilan sosial-emosional yang memadai, serta memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka orang tua perlu memantau perkembangan sosial emosional anak secara berkala," kata Bernie dalam webinar "Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi" pada Selasa.
Bernie menjelaskan bahwa perkembangan emosi dan sosial berkaitan erat dengan kecerdasan otak dan sistem pencernaan yang sehat. Ketiganya saling terkait dan berpengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang anak.
Namun di masa transisi, Bernie mengatakan anak-anak mungkin akan kebingungan menghadapi perubahan ruang dan rutinitas baru saat kembali menjalani kehidupan dan melakukan interaksi sosial.
Baca juga: Penjelasan ahli tentang tahap tumbuhkembang sikap empati pada anak
Hal tersebut, kata dia, dapat meningkatkan masalah sosial emosional yang dampaknya bisa berbeda tergantung dengan usia anak dan dukungan dari lingkungannya.
"Gangguan perkembangan emosi dan sosial dapat mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan di masa dewasa seperti gangguan kognitif, depresi, dan potensi penyakit tidak menular," ujar Bernie.
Untuk mengajarkan sosial emosional pada anak, Bernie mengatakan orang tua perlu memberikan contoh yang baik sebab anak suka meniru orang dewasa. Selain itu, penting juga untuk melibatkan anak sejak dini dalam melakukan tugas-tugas sederhana.
Kemudian, lanjut Bernie, biarkan anak terlibat dalam keputusan keluarga, dorong empati terhadap teman sebayanya, perluas wawasan anak, dan pelihara kepekaan mereka.
"Kita juga menggunakan bed talk. Sebelum tidur, dibacakan cerita, ditanya bagaimana tadi siangnya. Ini akan terjadi pengembangan sosial emosional," ujar Birnie.
Selain memantau perkembangan sosial emosional, Bernie juga mengingatkan pentingnya orang tua untuk memberikan stimulasi nutrisi yang tepat untuk anak.
Menurut Bernie, stimulasi harus dilakukan sesuai usia secara berulang kali dengan tujuan untuk merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar berkembang optimal. Caranya, dapat melalui suara, musik, getaran, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, hingga memecahkan masalah.
Sedangkan pemberian nutrisi yang tepat, kata Bernie, tentunya melalui makanan-makanan dengan gizi seimbang.
"Selain makanan, juga pola hidup yang lain perlu diperhatikan seperti olahraga," ujarnya.
Baca juga: Mengapa anak rewel?
Baca juga: Orang tua harus ikuti perkembangan zaman demi masa depan anak
Baca juga: Kiat kurangi kecemasan orang tua saat anak PTM
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022