“Saya bangga sekali dengan kinerja PKT yang luar biasa," kata Sukardi saat mengunjungi Kantor Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Selasa, sebagaimana siaran pers yang diterima.
Sukardi menyampaikan Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa Indonesia tidak akan bisa bersaing jika ketahanan pangan tidak kuat. Sedangkan ketahanan pangan akan bagus, salah satunya apabila produksi pupuk juga bagus.
"Itu mengapa Presiden Jokowi sangat menaruh perhatian terhadap produksi dan distribusi pupuk, apalagi saat ini ada ancaman krisis pangan dunia sebagai imbas dari perang, dan sebagainya," ujar Sukardi.
Sukardi juga menyampaikan apresiasi terhadap PKT yang telah ikut berkontribusi terhadap kelestarian budaya di Indonesia. PKT dinilai telah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para seniman di Indonesia, mulai dari menyelenggarakan kegiatan seni bersama hingga mengoleksi berbagai karya seni seperti lukisan, dan sebagainya.
"Ini yang luar biasa dari PKT, ikut menjaga seni budaya. Ini harus dipertahankan," ucap Sukardi.
Baca juga: Stafsus Presiden tinjau pembangunan Ibu Kota Nusantara
Baca juga: Stafsus Presiden dukung pembangunan Museum Bahasa Melayu
Pada kesempatan tersebut Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menyampaikan, sampai Mei 2022, laba PKT mencapai Rp1,7 triliun atau 514 persen dari target. Menurutnya, PKT juga tergolong sebagai produsen pupuk urea nomor 6 terbesar se-Asia Pasifik.
"Kita bisa mendapatkan kenaikan laba yang besar salah satunya dipengaruhi oleh win-fall (keuntungan tiba-tiba karena kenaikan harga komoditas/krisis energi), namun kalau perusahaan tidak siap dan tidak punya kemampuan memanfaatkan win-fall ini, ya tentu berkah ini kami tidak bisa dapatkan. Selama pandemi kita tetap terus berproduksi, karena ini termasuk industri vital negara," tutur Rahmad.
Rahmad juga menyampaikan, PKT sangat berkomitmen mewujudkan keinginan Presiden atas hilirisasi produk, sehingga ada nilai tambah dan Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah.
"Kita PKT sudah mulai ke hilirisasi industri, banyak hilirisasi produk gas yang mulai kita lakukan. Karena memang betul kata Pak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara yang terkena middle income trap karena fokus ekspor ke barang mentah. Kalau hilirisasi itu nilai tambahnya bisa 30 kali lipat, memang luar biasa dan tentu membutuhkan investasi yang besar," ujar Rahmad.
Mengakhiri kunjungannya, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit beserta rombongan Tim Komunikasi Presiden juga mengunjungi langsung dan berdialog dengan kelompok Tani Teluk Bangko (Mangrove) serta Kelompok Makrifah Herbal yang merupakan binaan CSR PKT Bontang.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022