"Melalui solusi keamanan digital TAP-MNV, Telkomsel berupaya untuk membangun metode pengamanan yang lebih baik dibandingkan metode one -time password (OTP) yang saat ini banyak diterapkan oleh perusahaan di Indonesia," kata Wakil Direktur Manajemen Bisnis Perusahaan Telkomsel Hanang Setiohargo dalam keterangan pers diterima di Jakarta pada Rabu.
Solusi TAP-MNV dirancang untuk meningkatkan keamanan data informasi digital supaya korporasi bisa meningkatkan pengalaman pelanggannya. Metode yang mereka gunakan adalah autentikasi melalui URL yang diverifikasi melalui nomor telepon (MSISDN), memanfaatkan jaringan operator seluler secara terkini.
Baca juga: Telkomsel pasang BTS baru atasi blank spot di Tol Palembang-Lampung
URL tersebut hanya diketahui oleh perangkat atau perusahaan dan sistem TAP-MNV. Validasi URL tidak terbatas untuk jaringan Telkomsel saja, TAP-MVN akan tetap bisa melakukan validasi meski pun pengguna menggunakan jaringan WiFi atau operator lain.
"Layanan TAP-MNV hadir untuk menjawab kebutuhan keamanan data informasi digital yang telah menjadi prioritas bisnis bagi pelanggan enterprise seiring dengan masifnya penyebaran dan kompleksitas data informasi digital pada operasional bisnisnya," kata Hanang.
TAP-MNV dibekali tiga fitur unggulan untuk memberikan keamanan yang komprehensif. Pertama, seamless authentication, yaitu autentikasi tidak melibatkan pengguna sama sekali.
Fitur kedua adalah secure authentication, tidak ada informasi keamanan yang diterima pengguna sehingga hilang kemungkinan pihak ketiga bisa mengakses dari perangkat lain.
Terakhir, easier to develop, tidak memerlukan banyak sumber daya (resource) untuk pengembangan karena proses autentikasi terjadi melalui jaringan operator (carrier network).
Telkomsel yakin teknologi ini bisa meningkatkan kepercayaan dan pengalaman pelanggan karena proses autentikasi bisa berlangsung cepat dan mengurangi risiko pencurian data atau pengambilalihan akun.
"Dengan hadirnya solusi keamanan digital terkini tersebut, Telkomsel juga turut membantu pemerintah maupun seluruh elemen masyarakat dalam mereduksi berbagai tindak kejahatan siber yang sangat merugikan, baik secara moral maupun materi," kata Hanang.
Aktivitas masyarakat menggunakan internet semakin berkembang salah satunya karena pandemi virus corona sehingga kegiatan harus dilakukan dari jarak jauh. Penggunaan internet yang semakin masif perlu diimbangi dengan meningkatkan keamanan siber.
Data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan terjadi 1,6 miliar serangan siber di Indonesia sepanjang 2021, antara lain berupa peretasan, penipuan (scam) dan phishing.
Baca juga: BNI dan Telkomsel bersama MCAS Group sinergikan layanan digital
Baca juga: Perusahaan telekomunikasi harus adaptif dengan industri digital
Baca juga: Akademisi sarankan investasi Telkomsel di GoTo tidak dipolitisasi
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022