Kementerian Pertahanan (Kemhan) mendorong hadirnya motor listrik khusus atau electric tactical motor bike karya nyata anak bangsa yang bisa untuk operasi militer.Marilah cintai produk dalam negeri untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia.
"Kami terus mengkaji dalam FGD (focus group discussion) atau diskusi terstruktur dengan topik yang ditentukan ini sebagai sebuah tahapan dalam penelitian pengembangan. Pada prinsipnya litbang pertahanan ini yang menjadi tujuan utama adalah bagaimana produk litbang ini bisa digunakan oleh user," kata Kapuslitbang Alpahan Balitbang Kemhan Arif Harmanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Oleh sebab itu, kata Arif Harmanto, FGD ini menjadi sebuah tahapan dari litbang. Dalam forum ini, perekayasa atau peneliti berdiskusi dengan user.
Rancangan motor listrik tersebut, lanjut dia, merupakan hasil desain anak bangsa dan dikaji serta diuji PT Eltran Indonesia (anak perusahaan LEN) di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan) Jakarta pada hari Selasa (28/6).
Ia berharap motor listrik tersebut tidak hanya mampu meluncur di medan beraspal dengan baik, tetapi di medan operasi militer. Kendaraan taktikal sangat diperlukan untuk dukung kerja operasi pasukan khusus di jalanan hutan yang terjal dan berkelok dengan konsep operasi senyap.
Balitbang Kemhan sendiri memiliki tugas menyelenggarakan penelitian, pengkajian dan pengembangan strategi dan sistem pertahanan, sumber daya manusia, kemampuan dan pendayagunaan industri nasional, serta penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan untuk pertahanan negara.
"Tujuan akhirnya hasil litbang ini bermanfaat untuk user. Bagaimana bisa bermanfaat? Tentu harus sesuai dengan apa yang diinginkan user. Maka dari itu, forum ini mencari masukan dari user, dari inisial desain, kami minta masukan dari user. Dari situ kami coba akomodasi apa-apa yang menjadi kebutuhan user," katanya.
Dikatakan pula bahwa hasil tersebut selanjutnya dilakukan redesain agar nanti produk akhirnya bisa dipergunakan oleh user dengan sempurna.
"Pertama kami harus punya komitmen dari industri pertahanan untuk menghasilkan produk yang memang benar benar berkualitas dan user bisa menggunakan di lapangan, dalam hal ini adalah TNI," tambahnya.
Baca juga: Mengenal sepeda motor listrik buatan dalam negeri Alessa eX3000
Baca juga: Indonesia targetkan ada enam juta unit motor listrik pada 2025
Ia melanjutkan, "Kami juga mengharapkan dari user bahwasanya mungkin sebuah produk dari industri pertahanan hasil dari litbang belum bisa dikomparasikan dengan produk dari luar."
Oleh sebab itu, pihaknya berkomitmen menggunakan produk dalam negeri ini. Namun, jangan membandingkannya dengan produk luar negeri 100 persen.
Menurut dia, kalau ada kurang-kurangnya sedikit, kemungkinan komitmen dari user untuk tetap menggunakan. Seiring dengan berjalannya waktu, memberikan masukan pada industri apa-apa saja yang kurang, kemudian menyempurnakan pada masa mendatang.
Dengan demikian, keinginan Indonesia untuk bisa 100 persen menggunakan produk dalam negeri bisa tercapai.
Arif Harmanto mengemukakan bahwa tidak akan pernah menggunakan produk dalam negeri tanpa mencobanya. Industri harus berusaha semaksimal mungkin memenuhi produk yang memang user benar-benar membutuhkan dan terbuka dengan saran.
"Marilah cintai produk dalam negeri untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia. Indonesia tumbuh, Indonesia maju," katanya.
Sementara itu, GM Pemasaran dan Penjualan PT Eltran Ridwan menambah bahwa FGD tersebut merupakan serangkaian dari litbang mandiri yang menjadi kerja sama PT Eltran Indonesia dengan Litbang Kemhan.
"Jadi, kami melakukan pengembangan penelitian motor listrik, dan sekarang sudah berjalan sesuai dengan roadmap, terus memperkenalkan serta meminta masukan-masukan dari pihak kesatuan yang lainnya dari TNI. Dengan begitu, motor yang dikembangkan bisa sesuai dengan penggunaan operasinya," katanya.
Dikatakannya lagi bahwa FGD berjalan dengan antusiasme tinggi dan dinamis. Banyak sekali masuk dari satuan yang memang butuh untuk dikembangkan lagi. Kesatuannya tadi di antaranya ada dari Pusat Kelaikan Kemhan (Puslaik), Direktorat Potensi Pertahanan (Dirtekinhan) Kemhan, dan Kopassus.
"Semua kesatuan hadir. Selanjutnya kami menyesuaikan dengan masukan-masukan dari kesatuan itu," katanya.
Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022