Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bursa Efek Indonesia (BEI) 2022 menetapkan Iman Rachman menjadi Direktur Utama BEI Periode 2022-2026 menggantikan Inarno Djajadi yang akan menjabat sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Tiga dari tujuh direksi yang ada adalah direksi pada periode sebelumnya. Artinya kami berkeyakinan kita akan bisa memastikan keberlanjutan program
RUPST juga menetapkan I Gede Nyoman Yetna, Kristian Sihar Manullang, Risa Effennita Rustam, Irvan Susandy, Sunandar, dan Jeffrey Hendrik, sebagai direktur BEI Periode 2022-2026. Tiga nama pertama sebelumnya menjabat sebagai direktur dalam jajaran direksi periode 2018-2022.
"Kami tim yang ada saat ini sangat mengapresiasi direksi sebelumnya dan kami sangat yakin apa yang telah dicapai oleh direksi sebelumnya itu yang pertama pasti akan kami tindaklanjuti, hal-hal yang sudah baik kami tindaklanjuti. Hal-hal yang belum selesai dilakukan akan kita lakukan sebagai direksi yang baru dan beberapa hal pengembangan akan kita lakukan bersama-sama," ujar Iman saat jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Iman Rachman sebelumnya menjabat sebagai Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero). Iman menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat (1995), lalu meraih gelar Master of Business Administration in Finance dari Leeds University Business School, Leeds, West Yorkshire, Inggris (1997).
Sejumlah posisi direksi yang pernah dijabat Iman antara lain Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (2019—2020), Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (2016—2018), dan Direktur Investment Banking PT Mandiri Sekuritas (2003—2016).
Iman menyampaikan selain melanjutkan program-program strategis, pihaknya juga akan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan serta melakukan inovasi produk-produk di pasar modal.
"Sebagai direksi periode 2022-206, sebagian dari kami akan melanjutkan sehingga ada kesinambungan direksi sebelumnya. Tiga dari tujuh direksi yang ada adalah direksi pada periode sebelumnya. Artinya kami berkeyakinan kita akan bisa memastikan keberlanjutan program," kata Iman.
Selaku direktur utama, ia juga akan memastikan seluruh direksi bisa melaksanakan semua rencana strategisnya. Misalnya, bursa akan melakukan peningkatan efisiensi selaku wadah bagi perusahaan untuk menghimpun permodalan. Iman berharap BEI bisa menjadi bursa yang atraktif bagi perusahaan untuk mencatatkan sahamnya atau listing.
"Kami juga akan melakukan peningkatan likuiditas perdagangan. Oleh karena itu, kami berharap target-target direksi bisa dipenuhi," ujar Iman.
Sementara itu, lanjut Iman, pihaknya mencoba menangkap aspirasi target indikator di pasar modal dari Anggota Dewan Komisioner OJK saat uji kelayakan dan kepatutan beberapa waktu lalu dengan menyusun target yang akan dicapai pada 2026 nanti. Salah satu target ADK OJK yaitu mencapai kapitalisasi pasar Rp15.000 triliun pada 2027.
"Contohnya kapitalisasi pasar pada 2026, kami harapkan bisa capai Rp13.500 triliun dengan jumlah investor meningkat lebih dari dua kali dibanding saat ini. Sementara jumlah emiten meningkat lebih dari 100 persen pada 2026," kata Iman.
Baca juga: BEI tingkatkan perlindungan investor via penutupan kode domisili
Baca juga: Waran Terstruktur dinilai permudah investor diversifikasi portofolio
Baca juga: BEI: Penurunan indeks saham tak hanya terjadi di Indonesia
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022