• Beranda
  • Berita
  • Asosiasi Ibu Menyusui di Kalbar gencarkan sosialisasi PMBA

Asosiasi Ibu Menyusui di Kalbar gencarkan sosialisasi PMBA

29 Juni 2022 14:16 WIB
Asosiasi Ibu Menyusui di Kalbar gencarkan sosialisasi PMBA
Demi menggencarkan sosialisasi Pemberikan Makan Bayi dan Anak (PMBA) Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Daerah Kalimantan Barat menggandeng kader posyandu di beberapa kecamatan di Kota Pontianak.  (Foto ANTARA/HO-Dian)

Program sosialisasi PMBA ini sudah mulai dijajaki AIMI Kalbar sejak tahun 2019 sebagai upaya penanggulangan stunting

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Daerah Provinsi Kalimantan Barat menggandeng kader posyandu di beberapa kecamatan di Kota Pontianak guna  menggencarkan sosialisasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA).

Koordinator Program Kampung PMBA yang juga menjabat sebagai Ketua AIMI Kalbar, Aditya Galih Mastika di Pontianak, Rabu, mengatakan bahwa program sosialisasi PMBA ini sudah mulai dijajaki AIMI Kalbar sejak tahun 2019 sebagai upaya penanggulangan stunting di wilayah Kalbar umumnya dan Kota Pontianak khususnya sebagai salah satu kota dengan predikat Kota Layak Anak.

Program pertama kali diluncurkan di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, AIMI Kalbar bekerja sama dengan UPT Puskesmas Pontianak Selatan menggandeng kader-kader posyandu di wilayah binaan puskesmas tersebut.

"Hasilnya, sudah ada 15 posyandu di wilayah UPT Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan yang menjadi mitra kerja," katanya.

Ia menambahkan, mulai pertengahan tahun 2022 ini, AIMI Kalbar kembali menggandeng dua UPT Puskesmas yakni Puskesmas Karya Mulya Kecamatan Pontianak Kota dan UPT Puskesmas Komyos di Kecamatan Pontianak Barat. Dengan enam posyandu binaan dari dua puskesmas tersebut.

Program sosialisasi PMBA tersebut dimulai selama 21 hari ke depan, hal ini sebagai upaya untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam pemberian makan anak, sehingga tercipta suatu adaptasi kebiasaan baru dari pembelajaran PMBA yang diberikan oleh AIMI Kalbar.

"Dengan begitu, penuntasan dan keberhasilan program penanggulangan stunting di wilayah Kota Pontianak dapat segera terwujud," ujarnya.

AIMI Kalbar hadir dalam dua sektor tersebut sebagai penyeimbang, yakni melakukan gerakan intervensi spesifik melalui gerakan ASI eksklusif 0-6 bulan pertama, dan melanjutkan ASI hingga usia anak dua tahun dengan kontribusi sekitar 30 persen masuk melalui pembukaan kelas-kelas edukasi dan sosialisasi kepada ibu muda serta keluarga untuk program ASI eksklusif.

Kemudian untuk intervensi sensitif, AIMI Kalbar masuk dengan kontribusi lebih banyak lagi dengan melakukan kegiatan dan upaya-upaya nyata melalui pembentukan kampung PMBA di beberapa titik bekerjasama dengan kader posyandu setempat. Jika di total sejak peluncuran pertama program sosialisasi PMBA ini, sudah ada 26 posyandu binaan AIMI Kalbar di tiga kecamatan di Kota Pontianak.

Melalui PMBA ini, AIMI Kalbar berharap kepada para kader-kader posyandu binaan mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif dan MP-ASI serta keterampilan pemantauan pertumbuhan dan keterampilan memberikan konseling.

Baca juga: Aura Kasih disebut "pabrik susu", Ketua AIMI: busui bukan candaan!

Baca juga: AIMI: menyusui ASI eksklusif lebih baik tidak berpuasa


Peranan tenaga kader posyandu sangat besar terhadap keberhasilan Pemberian makan bayi dan Anak (PMBA), peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta peningkatan kualitas makanan bayi dan anak yang akan meningkatkan status gizi balita.

Untuk ibu yang ikut diharapkan memiliki pengetahuan tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), agar mampu memberikan ASI eksklusif dan menyiapkan MP-ASI yang sesuai di masing-masing keluarga. Dalam prakteknya, kader posyandu binaan sebelum terjun ke lapangan dibekali dengan pelatihan pemberian makan bayi dan anak selama tiga hari, katanya.

Hal ini dilakukan untuk membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan dan alat untuk mendukung ibu, ayah dan pengasuh dalam meningkatkan praktik pemberian makan kepada bayi dan anak mereka secara optimal. Selama pelatihan materi yang diberikan berupa teori mengenai pemberian ASI dan MP-ASI, pemantauan dan pertumbuhan bayi dan balita.

Acara dimulai dengan perkenalan, mengisi pohon kekhawatiran dan harapan, membuat kesepakatan dalam pelatihan, pretest dan postest, membuat anatomi payudara, latihan posisi menyusui yang baik, pentingnya ASI dan berbagai materi lainnya.

Pada hari terakhir dilakukan latihan konseling dan praktek secara langsung kepada warga yang memiliki bayi dan balita, demikian Aditya Galih Mastika.

Baca juga: BKKBN-AIMI Kalbar perkuat kerja sama atasi stunting

Baca juga: AIMI: Masyarakat perlu diedukasi terkait bahaya BPA

Baca juga: AIMI: percaya diri ibu kunci keberhasilan menyusui

Baca juga: Ibu dengan HIV masih bisa tetap menyusui

Pewarta: Andilala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022