Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan aplikasi Octopus untuk penanganan persoalan sampah dengan pendekatan kelestarian lingkungan melalui komunitas para pelestari, menjadi hal yang sangat baik untuk mempercepat penanganan sampah sekaligus mendukung dalam menekan angka kemiskinan ekstrem.
"Kami pemerintah sudah berupaya menekan angka kemiskinan ekstrem. Karena itu, kalau saya lihat aplikasi atau ekosistem Octopus yang dengan pendekatan ekonomi sirkular, saya yakin masalah justru diselesaikan bisa lebih cepat," ujar Teten saat menghadiri peluncuran Octopus di M Bloc, Jakarta, lewat keterangan resmi, Kamis.
Pendekatan ekonomi sirkular merupakan upaya pelaku ekonomi menjaga sumber daya yang dipakai, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk.
Hal tersebut sesuai dengan ekosistem Octopus, yakni aplikasi yang menghubungkan pengguna di tingkatan rumah tangga dengan sekitar 9 ribu pelestari sampah hingga industri daur ulang limbah plastik dan limbah rumah tangga.
"Jadi ini bisa menyelesaikan masalah sampah sekaligus bisa menyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan ini saya kira merupakan satu konsep ekonomi sirkular yang sangat penting. Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya," ungkap Menkop.
Dalam kesempatan itu, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menandatangani nota kesepahaman bersama Octopus untuk menekan laju kemiskinan ekstrem.
Substansi nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk melakukan pendampingan ekosistem pelestari maupun melalui wadah koperasi yang dilakukan LPDB-KUMKM, sehingga bisnis sampah daur ulang dapat terus meningkat dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
"Ini sebuah ekonomi rakyat. Saya ingin para pelestari ini jangan lagi jadi pekerja informal, dan ini juga jangan jadi ekonomi informal, tetapi bisa kita empowering, kita berdayakan dalam koperasi karena itu sudah benar LPDB-KUMKM masuk," kata dia.
Octopus merupakan aplikasi garapan Moehammad Ichsan selaku Chief Executive Officer (CEO) dan Hamish Daud sebagai Co-Founder untuk mengelola sampah yang terintegrasi dengan pusat daur ulang sampah.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022