• Beranda
  • Berita
  • Wapres Ma'ruf: saat ada kenaikan COVID-19 masker harus dipakai lagi

Wapres Ma'ruf: saat ada kenaikan COVID-19 masker harus dipakai lagi

1 Juli 2022 12:20 WIB
Wapres Ma'ruf: saat ada kenaikan COVID-19 masker harus dipakai lagi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB pada Jumat (1/7/2022). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Saat ada kenaikan terpaksa masker harus dipakai lagi.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan ketika terjadi kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia maka masyarakat pun diharapkan dapat tetap memakai masker di ruang terbuka.

"Protokol kesehatan tetap kita ketatkan, masker terutama ya, (saat) ada kenaikan terpaksa masker harus dipakai lagi. Jadi kelonggaran itu kita tarik dulu sampai nanti situasinya memungkinkan baru kita buka lagi," kata Ma'ruf Amin di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 2.248 orang pada Kamis (30/6) sehingga jumlah keseluruhan mencapai 6.088.460 orang hingga saat ini dengan kasus positif COVID-19 terbanyak ada di Jakarta, yakni 1.255 orang.

Kemudian, diikuti dengan Jawa Barat (449), Banten (238), Jawa Timur (113), Bali (73), dan Jawa Tengah (32).

Padahal pada 17 Mei 2022, Presiden Jokowi telah menyampaikan adanya pelonggaran kebijakan pemakaian masker di area terbuka dengan mempertimbangkan pandemi COVID-19 yang dinilai terkendali.

Baca juga: Wapres: Jaga sekeliling kita, COVID-19 mulai naik lagi

Baca juga: Kasus harian COVID-19 mulai naik tapi luar Jawa Bali cenderung landai


"Kita sudah punya ukuran-ukuran, di daerah-daerah itu ada levelnya, kemarin sudah di level 1 semua. Jadi kalau ada daerah yang naik, ya terpaksa dinaikkan levelnya, kemudian juga ada pembatasan-pembatasan sesuai dengan levelnya," tambah Wapres.

Namun Wapres meminta agar jangan sampai ada kenaikan level pembatasan di masyarakat.

"Karena kita tidak ingin mengurangi mobilitas masyarakat, sebab itu berpengaruh pada perkembangan ekonomi kita yang sudah membaik," ungkap Wapres.

Wapres pun meminta agar pemerintah daerah dapat melakukan pengendalian kasus positif di masing-masind daerah.

"Bagaimana kita mengendalikan, pendekatannya, pendekatan kedaerahan, provinsi mana yang ada kenaikan itu, kemarin itu DKI kan (yang kasusnya meningkat)? Jabotabek, itu yang kita coba atasi melalui kembali vaksinasinya digencarkan mungkin ada sudah mulai melemah ya kita vaksinasi kembali supaya memiliki kekebalan," ungkap Wapres.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memperkirakan laju kasus COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta segera mencapai puncak dalam waktu dekat.

"Jakarta yang paling banyak kena Omicron. Kalau kata saya, Jakarta sebentar lagi sampai puncaknya," kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers di Gedung Kemenkes RI Jakarta Selatan, Rabu (29/6).

Berkaca pada gelombang Delta yang terjadi di Indonesia pada Juli 2021, kata Budi, puncak kasus COVID-19 di tingkat populasi terjadi saat dominasi varian virus sudah di atas 80 persen dari total populasi.

Baca juga: Luhut kaji "booster" jadi syarat perjalanan jika Covid-19 naik terus


Baca juga: Epidemiolog: Disiplin 3M masih relevan cegah kenaikan kasus COVID-19

 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022