Gastonomi Indonesia membahas hal itu saat diskusi secara virtual bertemakan "Gastronosia: Dari Borobudur untuk Indonesia" di Museum Nasional yang digelar pada 29 Juni-2 Juli 2022.
Baca juga: IGC hadirkan narasi baru Candi Borobudur melalui makanan
"Kami ingin memperkenalkan gastronomi Indonesia dari mulai abad 8, yang ada di relief candi itu kita rekonstruksi untuk bisa diketahui oleh masyarakat luas," kata Ketua Indonesia Gastronomi Community, Ria Musiawan kepada ANTARA di Museum Nasional, Jakarta, Jumat.
Ria menyebutkan beberapa makanan yang ditemukan, yaitu Twak, Kinca, dan Legen sejenis minuman dan Rumbah Hadangan Prana berupa hidangan dengan bahan utama daging kerbau.
Kemudian, Klaka Wagalan dari ikan dan Harang Harang Kyasan dari belut merupakan makanan yang disajikan pada jamuan makan para raja Mataram kuno.
Ria menuturkan penggunaan bahan utama bukan dari daging sapi karena saat itu sapi merupakan hewan sakral, sehingga untuk memenuhi kebutuhan protein digunakan daging kerbau, sementara penggunaan ikan dan belut karena Borobudur pada masa itu dikelilingi oleh danau purba.
Baca juga: Muskitnas rayakan Hari Kebangkitan Nasional lewat "Ma(s)sa Bangkit"
Ria menambahkan penemuan bahan makanan dan minuman tersebut berdasarkan penelitian terhadap prasasti relief Candi Borobudur sejak 2017.
"Tidak hanya ditemukan narasi mengenai musik, tari, dan fesyen tapi yang terbaru adalah gastronomi," ujar Ria.
Pameran yang akan berlangsung pada empat kota ini merupakan upaya IDC untuk mengenalkan kepada masyarakat akan kekayaan gastronomi Indonesia yang ada sejak berabad lalu.
Selama pameran berlangsung juga diadakan gelar wicara membahas gastronomi dan bisnis makanan bersama para pelaku usaha dan pakar pada bidangnya.
Baca juga: Museum Nasional Peradaban Mesir tarik hampir 1 juta pengunjung
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022