"Mungkin selama sembilan tahun ke depan, saya rasa masih dalam suasana cuaca yang begitu panas. Maka ini sebuah inovasi yang perlu direspon, dipikirkan oleh kita semua, terutama para petugas yang langsung bersentuhan di lapangan," kata Nizar usai melihat layanan kesehatan di KKHI Mekkah, Jumat.
Menurut Nizar yang juga Sekjen Kementerian Agama, cuaca siang hari di Arab Saudi rata-rata lebih dari 40 derajat. Sehingga inovasi rompi penurun suhu sangat cocok.
Kementerian Kesehatan memanfaatkan teknologi carbon cool yang didesain menjadi rompi penurun suhu. Rompi tersebut bisa bertahan selama 8 hingga 12 jam di tengah terik mentari, sehingga sangat cocok digunakan oleh jamaah serta petugas yang terus bergerak di tengah udara terik Arab Saudi.
Baca juga: Suhu Mekkah 46 derajat Celsius, jamaah haji jangan kurang minum
Baca juga: Jamaah calon haji disarankan perbanyak minum cegah dehidrasi
Selain untuk petugas sektor khusus yang selalu bertugas di bawah terik matahari, rompi itu juga sangat cocok digunakan jamaah dengan risiko tinggi (risti) saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
"Ini juga bisa ekspan ke jamaah saat lempar jumrah karena jalannya begitu jauh di bawah terik matahari, jadi tidak perlu lagi gunakan payung apalagi bobotnya hanya 2 kg," kata dia.
Rompi penurun suhu merupakan inovasi pelayanan kesehatan di musim haji 1443 H, untuk penanganan kasus heat stroke yang mungkin terjadi di musim haji 2022.
Rompi ini juga akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan.
Sebanyak 10 jaket sudah disiapkan untuk petugas, sementara 20 jaket disiapkan untuk pertolongan pertama pada jamaah heat stroke.*
Baca juga: Menag ingatkan kembali waspadai suhu tinggi saat haji
Baca juga: Kapuskes Haji: Petugas fokus Armuzna, obat dan peralatan
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022