• Beranda
  • Berita
  • Harga minyak naik tipis di tengah kekhawatiran pasokan OPEC yang ketat

Harga minyak naik tipis di tengah kekhawatiran pasokan OPEC yang ketat

4 Juli 2022 15:39 WIB
Harga minyak naik tipis di tengah kekhawatiran pasokan OPEC yang ketat
Ilustrasi: Ladang minyak. ANTARA/REUTERS/aa (Reuters)

Kenaikan suku bunga dan penurunan kepercayaan konsumen telah merusak prospek permintaan bahan bakar, sementara data menunjukkan bahwa kapasitas kilang minyak AS telah meningkat

Harga minyak membalikkan kerugian awal di perdagangan Asia pada Senin sore, menjadi naik tipis karena kekhawatiran pasokan yang ketat di tengah produksi OPEC yang lebih rendah, kerusuhan di Libya, dan sanksi terhadap Rusia melebihi kekhawatiran resesi global.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terkerek 55 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 112,18 dolar AS per barel pada pukul 06.50 GMT, setelah jatuh lebih dari satu dolar AS pada awal perdagangan.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus menguat 44 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 108,87 dolar AS per barel, setelah juga jatuh satu dolar AS di awal perdagangan.

"Fundamental minyak tetap mendukung. Spread waktu yang kuat menunjukkan pasar yang ketat dan jelas OPEC masih berjuang untuk mencapai tingkat produksi yang disepakati," kata Kepala Penelitian Komoditas ING, Warren Patterson.

"Kelompok ini tampaknya berjuang untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini, dengan produksi turun selama Juni."

Baca juga: Minyak turun karena kekhawatiran resesi, pasokan ketat tahan kerugian

Produksi dari 10 anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Juni turun 100.000 barel per hari (bph) menjadi 28,52 juta barel per hari, dari peningkatan yang dijanjikan sekitar 275.000 barel per hari, survei Reuters menunjukkan.

Penurunan produksi di Nigeria dan Libya mengimbangi peningkatan oleh Arab Saudi dan produsen besar lainnya, dan Libya menghadapi gangguan pasokan lebih lanjut karena meningkatnya kerusuhan politik, membuat kemungkinan OPEC memenuhi kuota produksi yang baru bahkan lebih tidak mungkin, kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Ekspor Libya telah turun menjadi antara 365.000 barel per hari dan 409.000 barel per hari, turun sekitar 865.000 barel per hari dibandingkan dengan tingkat normal, National Oil Corp mengatakan pekan lalu.

Dalam pukulan lebih lanjut terhadap pasokan, pemogokan yang direncanakan oleh pekerja minyak dan gas Norwegia minggu ini dapat memangkas produksi minyak dan kondensat negara itu sebesar 130.000 barel per hari.

Kekhawatiran resesi global terlihat membatasi kenaikan harga minyak, kata Analis CMC Markets, Tina Teng.

Baca juga: Harga minyak melonjak, dipicu ancaman produksi turun di Libya-Norwegia

"Kenaikan suku bunga dan penurunan kepercayaan konsumen telah merusak prospek permintaan bahan bakar, sementara data menunjukkan bahwa kapasitas kilang minyak AS telah meningkat," katanya.

"Selain itu, dolar AS yang kuat juga melemahkan pasar komoditas secara luas, termasuk harga minyak mentah."

Sentimen konsumen AS turun ke rekor terendah pada Juni meskipun ada sedikit perbaikan dalam prospek inflasi, karena Federal Reserve mengatakan komitmennya untuk mengendalikan inflasi "tanpa syarat" dan meningkatkan kekhawatiran kenaikan suku bunga.

Para pedagang akan mengawasi harga resmi untuk Agustus dari eksportir minyak utama Arab Saudi untuk tanda-tanda seberapa ketat pasar, dengan para penyuling bersiap untuk kenaikan tajam lainnya mendekati rekor yang ditetapkan pada Mei.

Sembilan sumber penyulingan yang disurvei oleh Reuters memperkirakan harga jual resmi minyak mentah Arab Light andalan Saudi bisa naik sekitar 2,40 dolar AS per barel dari bulan sebelumnya.

Baca juga: Kemarin, harga minyak melonjak hingga tindak lanjut investasi UAE

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022