• Beranda
  • Berita
  • BEM UI tanam 100 bibit mangrove di Pulau Pramuka

BEM UI tanam 100 bibit mangrove di Pulau Pramuka

5 Juli 2022 15:33 WIB
BEM UI tanam 100 bibit mangrove di Pulau Pramuka
BEM UI menanam 100 bibit pohon mangrove di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa (5/7/2022). ANTARA/HO-BEM UI
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) menanam 100 bibit pohon mangrove dalam kegiatan bertajuk "Restorasi Alam" di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa.

Hal tersebut dilakukan demi mengembalikan kondisi hutan mangrove Indonesia yang saat ini mengalami kerusakan di sebagian wilayah.

"Melalui kegiatan bertajuk ‘Restorasi Alam’ ini, BEM UI berusaha untuk turut andil dalam mengembalikan kondisi bumi ke sedia kala," kata Koordinator Bidang Sosial BEM UI 2022, Amira Widya Damayanti dalam keterangan pers yang diterima ANTARA, Selasa.

Menurut data dari Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2020, tercatat hutan mangrove Indonesia seluas 2.515.943,31 hektare.

Persentase mangrove dalam kondisi baik hanya 31,34 persen. Sedangkan 15,64 persen berada dalam kondisi sedang dan 13,92 persen dinyatakan rusak.

Baca juga: TN Kepulauan Seribu lepas 200 tukik dan tanam 500 bibit mangrove
Baca juga: Pelni hadirkan hutan mangrove Kampung Harapan di Kepulauan Seribu


Rusaknya beberapa wilayah hutan mangrove itu dinilai dapat berdampak kepada kehidupan manusia.

Hal itu karena hutan mangrove hingga saat ini berperan menghasilkan gas karbon dioksida dan penghasil oksigen, penahan arus air laut yang mengikis daratan pantai serta sebagai tempat hidup berbagai biota laut.

Karena itu, Departemen Lingkungan Hidup (DLH) BEM UI, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif merawat dan melestarikan hutan mangrove di seluruh Indonesia.

Amira berharap penanaman bibit pohon mangrove ini menjadi momentum yang menggerakkan seluruh pihak untuk aktivitas melestarikan kawasan hutan perairan ini.

"Meskipun jumlah mangrove yang ditanam oleh BEM UI tidak banyak, tetapi jika ini dilakukan
secara kolektif oleh banyak pihak, maka dampak yang dihasilkan akan terakumulasi menjadi suatu dampak yang besar," kata dia.
 

Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022