Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, mengungkapkan peningkatan posisi cadangan devisa pada Juni 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan obligasi global atau global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Oleh karenanya, BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Baca juga: BI: Cadangan devisa Mei turun, capai 136,4 miliar dolar AS
Ke depan bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.
Sebelumnya pemerintah sukses menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing (global bond) berdenominasi yen Jepang (Samurai Bonds) untuk pertama kalinya di tahun 2022 pada 2 Juni.
Penerbitan dilakukan di tengah kondisi pasar keuangan yang masih volatil atas dampak dari kenaikan suku bunga dan pengetatan kebijakan moneter global serta meningkatnya ketegangan geopolitik.
Penerbitan Samurai Bonds ini juga berhasil mencetak benchmark size sebesar 81 miliar yen Jepang yang kedelapan kalinya sejak 2015. Pada penerbitan kali ini terdapat empat seri yang diterbitkan yaitu RIJPY0625, RIJPY0627, RIJPY0629, RIJPY0632.
Baca juga: Samurai Bond sukses di Jepang dan raih nilai investasi Rp9,04 triliun
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022