Stasiun tersebut, yang dioperasikan oleh produsen mobil listrik China NIO, merupakan yang pertama dari jenisnya di daerah itu. Di stasiun tersebut, pengguna menyetorkan baterai yang dayanya hampir habis, lalu menukarnya dengan baterai yang telah terisi penuh.
Baterai yang dayanya hampir habis diisi ulang dengan 100 persen energi bersih yang dihasilkan dari tenaga air dan tenaga surya, menurut Guo Jianxin, petugas di stasiun itu.
"Penukaran baterai tidak lebih dari lima menit," kata Cai Junbo (48), seorang wisatawan yang berkendara ke Lhasa dari Provinsi Hainan di China selatan dan menjadi klien pertama stasiun baru tersebut. Dia menambahkan bahwa butuh waktu lebih dari satu jam untuk mengisi daya mobilnya di stasiun lain selama perjalanannya.
Sebelum peluncuran stasiun itu, Tibet hanya memiliki stasiun penukaran baterai untuk truk beban berat. Dengan rata-rata lebih dari 3.000 jam sinar matahari per tahun, Lhasa terkenal akan energi suryanya yang melimpah.
Hingga akhir 2021, China telah membangun 75.000 stasiun pengisian daya, 2,62 juta tiang pengisian daya, dan 1.298 stasiun penukaran baterai, ungkap Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi negara tersebut.
Didirikan pada November 2014, NIO merupakan pionir di pasar kendaraan listrik premium China, dengan kantor pusat globalnya berlokasi di Shanghai dan kantor pusat China di Hefei.
Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022