Kementerian Koperasi dan UKM mengungkapkan penetrasi internet telah memudahkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masuk ke dalam ekosistem digital yang membuat mereka cenderung lebih tangguh dalam menghadapi fluktuasi ekonomi selama masa pandemi.Per Mei 2022, sebanyak 19,3 juta UMKM telah masuk ke ekosistem digital. Ini artinya ada sebanyak 11 juta tambahan UMKM yang masuk digital sesudah pandemi
"Per Mei 2022, sebanyak 19,3 juta UMKM telah masuk ke ekosistem digital. Ini artinya ada sebanyak 11 juta tambahan UMKM yang masuk digital sesudah pandemi," kata Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah dalam acara bertajuk 'B20-G20 Dialogue: Digitalization Task Force' di Jakarta, Kamis.
Siti mengatakan kemajuan ini menjadi kabar baik karena Indonesia telah berhasil melakukan percepatan digitalisasi yang ditandai dengan naiknya jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem digital, sehingga 30 persen dari total UMKM yang ada sudah tergabung ke dunia digital.
Pemerintah memproyeksikan ekonomi digital di Indonesia akan mencapai Rp4.531 triliun pada tahun 2030. Angka itu merupakan potensi terbesar di Asia Tenggara.
"Pandemi yang kita hadapi dalam dua tahun terakhir telah mengingatkan kita semua tentang betapa pentingnya persiapan dalam menghadapi krisis. Salah satu upaya yang saat ini kami lakukan adalah melakukan percepatan transformasi digital terhadap UMKM dalam menjalankan usaha mereka," ujar Siti.
Ia berharap semua keterbatasan yang dihadapi selama pandemi mampu ditekan atau diminimalkan agar UMKM menjadi semakin siap untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UMKM mengambil langkah atau inisiatif untuk menyusun strategi dalam mendukung akselerasi atau percepatan transformasi digital di kalangan UMKM.
Terdapat tujuh aspek prioritas yang dilakukan dalam mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, yakni akses ke pasar, pemantauan kualitas produk, akses keuangan dan pembiayaan, kegiatan pengelolaan kelembagaan, aspek terkait dengan kapasitas produksi, akses kepada pemasok, dan akses ke distribusi logistik.
"Kami menyadari bahwa masih banyak UMKM di Indonesia yang tidak bisa terhubung ke ekosistem digital. Untuk bisa mengatasi hal tersebut, kami melakukan inisiatif untuk bekerja sama dengan pemangku kepentingan khususnya platform digital di Indonesia," terang Siti.
"Beradaptasi dengan ekonomi digital tampaknya memang berat atau menantang bagi banyak UMKM khususnya UMKM yang merupakan usaha mikro. Akan tetapi, hal ini masih sangat mungkin dilakukan karena banyak usaha-usaha mikro yang sebenarnya sudah berhasil dalam beradaptasi ke dalam ekosistem digital," imbuhnya.
Penelitian Bank Dunia menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen dari UMKM telah terhubung dengan sistem digital dan mereka yang tergabung ke dalam ekosistem digital memiliki ketahanan atau ketangguhan yang lebih baik dalam menghadapi pandemi.
Sementara itu, berdasarkan data Google pada tahun 2021 memperlihatkan ada 37 persen pengguna jasa internet baru. Hal ini tentu menjadi kabar baik mengingat 56 persen pengguna baru itu ternyata tinggal di kawasan pinggiran kota besar yang menandakan penetrasi penggunaan ekonomi digital makin meluas.
Baca juga: Nielsen: Penetrasi internet selama Ramadhan meningkat
Baca juga: Pertumbuhan penetrasi internet perlu diantisipasi di beberapa hal
Baca juga: APJII: Kebutuhan internet Indonesia terus meningkat
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022