Dukungan tersebut sebagai komitmen pembiayaan bagi pembangunan proyek-proyek energi baru terbarukan. Bagi BNI, implementasi perbankan hijau (green banking) merupakan salah satu arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna membantu percepatan transisi energi di sektor riil.
“Sebagai pionir green banking, tentunya kami menyambut baik langkah kolaboratif ini. Kami berharap lebih banyak pelaku industri yang tergerak untuk melakukan transformasi demi mendukung semangat go green nasional,” kata Corporate Secretary BNI Mucharom dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Hingga kuartal pertama 2022 kredit BNI untuk sektor energi baru dan terbarukan telah mencapai Rp10,3 triliun. BNI pun juga telah menyalurkan pembiayaan untuk penanganan polusi mencapai Rp6,8 triliun, serta segmen pengelolaan air dan air limbah senilai Rp23,3 triliun.
Baca juga: BNI optimistis dorong pembiayaan hijau seiring penerbitan "Green Bond"
Mucharom menyampaikan komitmen BNI terhadap penjagaan lingkungan akan semakin kuat seiring dengan telah efektifnya obligasi hijau senilai Rp5 triliun. BNI pun aktif mencari debitur-debitur potensial berkualitas untuk menyalurkan fasilitas pembiayaan pada proyek-proyek dalam kategori kegiatan usaha lingkungan.
“Untuk membantu transisi ekonomi karbon, BNI telah memperoleh peringkat surat utang jangka panjang dari Pefindo untuk periode satu tahun dengan peringkat AAA yang merupakan peringkat tertinggi. Dari book building green bond, kami juga telah oversubscribe sebanyak empat kali, yang mengindikasikan investor mengapresiasi komitmen BNI,” ujarnya.
Pemasangan panel surya ini merupakan kolaborasi antara pelaku sektor riil bersama sektor keuangan untuk mendorong penggunaan energi terbarukan guna menjaga lingkungan dan mendukung ekonomi berkelanjutan.
Pemasangan panel surya telah mencapai 2.970 panel dengan total kapasitas 1.603 kWp yang dilakukan sejak awal 2022 dan diharapkan bisa beroperasi di pertengahan Juli tahun ini. Panel surya yang dipasang memiliki kapasitas produksi 2,1 GWh dan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 2.104,66 ton per tahun.
Baca juga: BNI siap ekspansi untuk korporasi "green banking" Rp6,1 triliun
Sementara itu Direktur Aruna PV Audwin Purwadi mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah nyata KALBE Nutritionals dan BNI dalam langkah bersama mengganti sumber energi di kawasan pabrik dengan memanfaatkan energi yang lebih ramah lingkungan.
Menurutnya, dukungan terhadap pengurangan emisi karbon ini akan memberikan dampak juga terhadap pemasangan panel surya di tempat lain sehingga lebih banyak pelaku industri yang tergerak untuk mengimplementasikan prinsip ekonomi hijau.
Director of Supply Chain Management and Innovation KALBE Nutritionals I Gede Putu Eka Putra pun menyatakan komitmen ini dilakukan sejalan dengan misi KALBE Nutritionals untuk menyediakan produk nutrisi terbaik di setiap tahap kehidupan manusia.
Oleh karenanya KALBE Nutritionals berupaya untuk menerapkan proses bisnis yang lebih berkelanjutan dengan menggunakan energi hijau yang ramah lingkungan di fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan.
“Kami sadar bahwa dalam menjalankan bisnis perlu memikirkan juga langkah ke depan, supaya tetap bisa bersinergi dengan lingkungan sebagai sumber dari setiap produk nutrisi yang kami produksi," tutur I Gede.
Baca juga: Menteri ESDM: PLTS bakal jadi tulang punggung energi bersih Indonesia
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022