• Beranda
  • Berita
  • Asosiasi soroti pentingnya implementasi "GRC" bagi tekfin

Asosiasi soroti pentingnya implementasi "GRC" bagi tekfin

9 Juli 2022 09:06 WIB
Asosiasi soroti pentingnya implementasi "GRC" bagi tekfin
Ilustrasi - Pelaku industri layanan fintech. ANTARA/Shutterstock/am.
Wakil Ketua Umum IV Asosiasi FIntech Indonesia (AFTECH) Marshall Pribadi menyoroti pentingnya implementasi Governance, Risk, Compliance (GRC) yang baik bagi layanan teknologi finansial (tekfin / fintech) Indonesia.

Hal ini menyusul tingginya pertumbuhan pengguna (user) hingga transaksi dengan menggunakan layanan keuangan digital untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Baca juga: DANA tingkatkan batas nilai saldo dan transaksi uang elektronik

"Kami selama ini fokus agar fintech bisa membantu strategi nasional Indonesia untuk meningkatkan akses layanan keuangan, dan selama 5-6 tahun terakhir kita sudah cukup berhasil untuk membukukan pertumbuhan industri fintech dan adopsinya dengan sangat baik," kata Marshall, pada Jumat (8/7).

"Selanjutnya, dalam waktu singkat, layanan fintech pun memiliki volume user yang banyak, transaksi yang banyak, dan ini perlu diseimbangkan dengan governance, risk and compliance yang baik," ujarnya menambahkan.

Sebagai informasi, GRC adalah sebuah konsep yang komprehensif dalam pengintegrasian penerapan Manajemen Risiko, Tatakelola Organisasi yang Baik, dan Kesesuaian/Kepatuhan.

GRC secara formal didefinisikan sebagai referensi singkat terhadap kemampuan kritis yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus mengatasi ketidakpastian dan bertindak dengan sikap integritas.

Baca juga: Verifikasi cepat dan aman penting seiring pertumbuhan bank digital

Lebih lanjut, Marshall mengatakan selain penerapan GRC yang baik, para pelaku di industri tekfin juga diharapkan terus meningkatkan keamanan siber dalam layanannya demi melindungi data dan memberikan kenyamanan serta kepercayaan digital (digital trsut) bagi para penggunanya.

"Fintech menjadi sasaran menarik bagi cyber crime dan lain sebagainya. Di lain sisi, peluang usaha di bidang fintech juga terbuka bukan hanya untuk usaha besar tapi juga startup yang baru mulai," jelas Marshall.

"Terlebih (startup) dengan modal terbatas dan fokus utamanya adalah ke growth, di sini lah kita bangun industri dengan tidak hanya secara cepat, tapi membuat layanan keuangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat," imbuhnya.

Ia berharap para pelaku di industri tekfin dan berada di bawah payung asosiasinya mampu memiliki kesadaran untuk meningkatkan sistem keamanan di platform yang dimiliki.

"Semoga hal tersebut dapat menumbuhkan kesadaran anggota untuk memiliki tenaga profesional dan tersertifikasi untuk keamanan sistem masing-masing," ujar Marshall.


Baca juga: Menko Airlangga bertemu AMTD Group dorong investasi sektor keuangan

Baca juga: PT Jalin catat pertumbuhan dua digit selama 2021

Baca juga: Kemenko Ekonomi dorong UMKM naik kelas lewat KUR Fintech Festival

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022