• Beranda
  • Berita
  • Kiribati keluar dari PIF bayangi pertemuan para pemimpin Pasifik

Kiribati keluar dari PIF bayangi pertemuan para pemimpin Pasifik

11 Juli 2022 11:24 WIB
Kiribati keluar dari PIF bayangi pertemuan para pemimpin Pasifik
Arsip foto - Para pekerja menyapu salju dari tangga Balai Agung Rakyat sebelum pertemuan antara Presiden Kiribati Taneti Maamau dan Perdana Menteri China Li Keqiang di Beijing, China, Senin (6/1/2020). ANTARA/REUTERS/Pool/Mark Schiefelbein/aa.

"Hal ini mengecewakan ... Sekarang terserah para pemimpin untuk menemukan jalan ke depan," ujarnya.

Penarikan diri Kiribati dari Forum Kepulauan Pasifik (PIF) telah membayangi pertemuan para pemimpin negara kepulauan Pasifik dalam kelompok diplomatik utama kawasan tersebut.

Para pemimpin kepulauan Pasifik tiba di Fiji untuk pertemuan langsung pertama mereka dalam PIF setelah dua tahun.

Presiden Kiribati Taneti Maamau menyampaikan dalam sebuah surat bahwa negaranya akan menarik diri dari PIF karena tidak setuju dengan Sekretaris Jenderal PIF Henry Puna yang melanjutkan perannya.

Kiribati pun menyatakan tidak setuju dengan persyaratan lain dari kesepakatan yang ditengahi pekan lalu untuk memecahkan keretakan antara negara-negara Mikronesia dan negara-negara-negara anggota lain dari forum tersebut.

Selain itu, Kiribati juga ingin pertemuan antara para pemimpin negara kepulauan Pasifik itu ditunda.

"Kiribati telah mengambil keputusan berdaulat untuk menarik diri dari Forum Kepulauan Pasifik dengan segera," kata sebuah surat dari pemerintah Kiribati kepada sekretariat forum, yang diedarkan ke beberapa media Pasifik pada Minggu (10/7).

Sejauh ini kantor presiden Kiribati tidak menanggapi permintaan komentar dan sekretaris jenderal PIF Henry Puna juga belum berkomentar.

Para pemimpin pulau Pasifik akan bertemu dan membahas cara untuk mengumpulkan lebih banyak dukungan dan pendanaan internasional untuk memerangi dampak kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim selama pertemuan yang berlangsung pada 11-14 Juli.

Para pemimpin Pasifik itu juga akan membahas tentang ambisi China untuk menjalin hubungan keamanan yang lebih besar di seluruh kawasan Pasifik.

Dalam pertemuan itu juga akan dibahas tentang kesepakatan keamanan China dengan Kepulauan Solomon serta tawaran China untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dan keamanan regional yang lebih luas dengan 10 negara Pasifik yang mengakui China, tetapi hal itu ditentang oleh beberapa anggota PIF.

Menteri Luar Negeri Tuvalu Simon Kofe mengatakan dia terkejut dan sedih dengan berita penarikan Kiribati, dan dia mengatakan bahwa para pemimpin Pasifik perlu "melihat kekhawatiran yang disampaikan oleh Kiribati" saat mereka bertemu.

Para menteri luar negeri dari 16 negara Pasifik Selatan telah sepakat untuk terus berkomunikasi dengan Kiribati untuk "menekankan kekuatan keluarga Pasifik", yang merupakan catatan dari pertemuan yang diadakan oleh para menteri pada Jumat (8/7). Kiribati dianggap dekat dengan Beijing.

"Banyak dari kita yang terlibat dalam pembicaraan ini tidak sepenuhnya menyadari sejauh mana Kiribati bergerak menuju penarikan diri dari forum," kata Kofe kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada Senin di Suva.

"Hal ini mengecewakan ... Sekarang terserah para pemimpin untuk menemukan jalan ke depan," ujarnya.

Pertemuan retret pemimpin forum utama akan diadakan pada Kamis (7/7). China telah mengusulkan pertemuan video antara kantor internasional Partai Komunis China dan 10 pulau Pasifik pada hari yang sama.

Kofe mengatakan "kompetisi geopolitik dan tarik ulur yang kami lihat sekarang antara China dan AS telah dibahas dalam pertemuan pada Jumat dan para menteri mengatakan Pasifik benar-benar perlu menentukan masa depan mereka sendiri dan berbagai persyaratan untuk kami dapat melibatkan China dan AS".

Dia mengatakan perubahan iklim adalah masalah utama dari negara kepulauan Pasifik, dan hal itu harus menjadi fokus bersama.

Sumber: Reuters

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022