• Beranda
  • Berita
  • Waspadai vishing, penipuan yang jadi lelucon di medsos

Waspadai vishing, penipuan yang jadi lelucon di medsos

12 Juli 2022 13:03 WIB
Waspadai vishing, penipuan yang jadi lelucon di medsos
Ilustrasi (PIXABAY/Rusvpn)
Kaspersky meminta warganet waspada terhadap vishing, penipuan yang kini sedang dijadikan lelucon di media sosial.

Perusahaan keamanan siber tersebut menemukan vishing, atau voice phishing, sedang dijadikan bahan candaan di platform TikTok. Dalam beberapa konten, ditemukan pengguna memakai mesin penjawab untuk meniru petugas layanan pelanggan (customer service).

Dalam video di media sosial, pengguna memakai suara dari robot penerjemah untuk mengerjai teman mereka. Mereka tidak ingin mencuri apa pun dari teman mereka, hanya lelucon (prank).

Tapi, praktik seperti ini sebenarnya berasal dari vishing, penipu menggunakan mesin penjawab otomatis supaya terkesan korban sedang berbicara dengan petugas layanan konsumen sungguhan.

Baca juga: Meta tuntut penipu Nigeria di Instagram dan Facebook

Skema vishing biasanya berawal dari email, korban dikirimi surat elektronik bahwa ada penarikan sejumlah uang dari akun mereka. Jika pada phishing korban diminta mengklik tautan, pada vishing, korban diminta segera menelepon nomor layanan pelanggan yang tertera.

Kaspersky menilai dengan vishing, korban bisa saja terperdaya karena penipu berupaya membuat situasi ini sangat mendesak. Saat mereka kehilangan fokus karena situasi mendesak, penipu akan meminta korban memberikan data pribadi seperti nomor kartu kredit supaya transaksi tersebut batal.

Firma tersebut menemukan sekitar 350.000 email vishing dari Maret sampai Juni 2022 secara global.

Supaya tidak terjebak vishing, teliti alamat email pengirim ketika mendapatkan pemberitahuan yang mendesak atau mencurigakan. Biasanya penipu memberikan kata-kata "urgen" atau "perlu segera ditangani" pada judul email.

Salah satu cara mengenali penipuan adalah dengan memperhatikan ejaan. Seringkali email penipuan ditulis dengan tata bahasa yang sembarangan atau kalimatnya terasa janggal, seperti menggunakan mesin penerjemahan

Jika telanjur menelepon, ingat bahwa perusahaan resmi tidak akan pernah meminta data pribadi seperti nomor PIN atau rincian kartu kredit.

Baca juga: Apple hingga Google buat solusi masuk platform utama tanpa kata sandi

Baca juga: Lebih dari 3.000 "phising" terjadi di Indonesia kuartal pertama 2022

Baca juga: Mafindo minta publik waspadai maraknya kasus "phising"

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022