• Beranda
  • Berita
  • Imbal hasil obligasi zona euro jatuh karena khawatir prospek ekonomi

Imbal hasil obligasi zona euro jatuh karena khawatir prospek ekonomi

13 Juli 2022 08:19 WIB
Imbal hasil obligasi zona euro jatuh karena khawatir prospek ekonomi
Ilustrasi - Uang kertas euro. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/am.

Kami melihat ruang untuk imbal hasil Bund (obligasi pemerintah Jerman) turun ke bagian bawah kisaran baru-baru ini,

Imbal hasil obligasi pemerintah zona euro turun pada Selasa (12/7/2022), karena pasar uang mengurangi ekspektasi mereka terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) di tengah kekhawatiran atas potensi pengurangan pasokan gas.

Aliran gas fisik melalui pipa Nord Stream 1 dari Rusia ke Jerman turun menjadi nol pada Senin (11/7/2022) saat pemeliharaan pipa dimulai.

Pemerintah, pasar, dan perusahaan-perusahaan khawatir penutupan mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina dan itu tercermin dalam data yang menunjukkan moral investor Jerman menukik pada Juli, jatuh di bawah level pada awal pandemi.



Kekhawatiran tersebut telah membuat beberapa analis memperkirakan langkah cepat kenaikan ECB pada 2022 dan berhenti pada 2023 karena kawasan euro diperkirakan akan melambat secara signifikan akibat dampak dari lonjakan harga energi dan kemungkinan pengurangan pasokan gas.

Pada Selasa (12/7/2022), imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun Jerman turun ke serendah 1,094 persen, mendekati level terendah enam minggu dan turun 13 basis poin (bps) menjadi 1,12 persen pada pukul 15.13 GMT.

Imbal hasil turun karena pasar uang mengurangi taruhan pada kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa menjadi 137 basis poin pada Desember dan taruhan pada suku bunga terminal turun menjadi sekitar 1,3 persen pada Desember 2023, dari sekitar 1,45 persen pada Senin (11/7/2022), menurut data Refinitiv.

"Kami melihat ruang untuk imbal hasil Bund (obligasi pemerintah Jerman) turun ke bagian bawah kisaran baru-baru ini," kata Mohammed Kazmi, Manajer Portofolio di Union Bancaire Privée.

Baca juga: Ekspektasi inflasi zona euro di bawah 2,0 persen, imbal hasil anjlok

Obligasi periferal berkinerja buruk untuk beberapa sesi di tengah kekhawatiran seputar apa yang disebut alat anti-fragmentasi ECB.

Bank telah berjanji bekerja pada alat untuk menahan divergensi "tidak beralasan" antara biaya pinjaman negara-negara anggota yang sarat utang seperti Italia dan Jerman yang mungkin menghambat transmisi kebijakan moneter di seluruh blok.

Pembuat kebijakan hawkish Joachim Nagel mengatakan pada Senin malam (11/7/2022) bahwa ECB harus mencontoh yang diumumkan selama krisis utang, program Outright Monetary Transactions (OMT) yang memungkinkan ECB untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas dari negara-negara yang mengajukan bailout (dana talangan) dari Mekanisme Stabilitas Eropa.

Dia menambahkan pada Selasa (12/7/2022) bahwa perbedaan imbal hasil saat ini "secara fundamental dibenarkan" sampai terbukti sebaliknya.

Baca juga: UE pangkas prospek pertumbuhan ekonomi dan perkirakan inflasi tinggi

Spread yang diawasi ketat antara imbal hasil 10-tahun Italia dan Jerman melebar pada satu titik menjadi 208 basis poin, tetapi terakhir tidak berubah pada 205 basis poin.

"Pernyataan Nagel tidak membantu, tapi saya tidak berpikir ada berita nyata tentang alat anti-fragmentasi. Jika pasar kecewa, kita akan melihat spread yang jauh lebih tinggi karena pasar akan menguji tekad ECB," bantah Kazmi dari UBP.

Di bidang politik, Perdana Menteri Italia Mario Draghi bertemu pada Senin (11/7/2022) dengan presiden Italia untuk membahas masa depan pemerintahannya di tengah ketegangan yang memanas dengan anggota koalisi Gerakan Bintang 5.

"Ada sedikit kebisingan politik yang mempengaruhi spread karena Bintang Lima memberikan lebih sedikit dukungan untuk pemerintah Draghi. Skenario dasar kami adalah bahwa Draghi akan tetap sebagai perdana menteri, tanpa pemilihan cepat tahun ini," tambahnya.

Dalam penjualan utang sindikasi, Uni Eropa mengumpulkan 8 miliar euro dari obligasi baru tujuh tahun dan pembukaan kembali obligasi 20 tahun yang mendukung dana pemulihan COVID-19, menurut seorang manajer utama.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022