• Beranda
  • Berita
  • Pengamat dorong BUMN maksimalkan pembangunan hunian bersubsidi

Pengamat dorong BUMN maksimalkan pembangunan hunian bersubsidi

13 Juli 2022 14:54 WIB
Pengamat dorong BUMN maksimalkan pembangunan hunian bersubsidi
Bangunan Rusunami Bandar Kemayoran, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (13/7/2022). Krisis inflasi yang terjadi baik secara global maupun domestik dikhawatirkan semakin menyulitkan masyarakat membeli properti. ANTARA/Sinta Ambarwati
Pengamat properti Anton Sitorus mendorong perusahaan konstruksi badan usaha milik negara (BUMN) memaksimalkan pembangunan hunian bersubsidi bagi masyarakat.

Baca juga: Rukita-MRT kolaborasi hadirkan hunian terjangkau di TOD Jakarta

Anton saat dihubungi di Jakarta, Rabu, menyampaikan agar program pemerintah seperti program sejuta rumah, sejuta tower dapat dimaksimalkan baik perencanaan juga pelaksanaannya di lapangan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang belum memiliki hunian termasuk generasi muda.

Anton menuturkan pemerintah harus berusaha lebih keras serta koordinasi dalam mendukung program perumahan yang khusus untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah sehingga gagasan yang bertujuan untuk rakyat dapat sesuai target.

"Institusi atau lembaga milik pemerintah seperti BUMN Karya yang bertugas membangun hunian dimaksimalkan agar semua terkoordinasi dan mendukung program perumahan masyarakat," ujar Anton.

Kehadiran BUMN bidang properti di Indonesia juga diharapkan mampu membendung problematika terkait hunian atau tempat tinggal, seperti harga properti yang semakin melonjak namun gaji pekerja yang baru lulus (fresh graduate) masih berada di bawah Rp10 juta. Hal ini tentu menjadi permasalahan yang sudah sepatutnya dipecahkan dengan serius.

Baca juga: IKN pindah dinilai akan tumbuhkan kota-kota penyangga

"Betul kalau memang milenial tidak mampu beli rumah, gajinya sendiri kan di bawah Rp10 juta, harus sisihkan gaji sepertiga, belum lagi DP. Nah itu bisa kumpulin dana berapa lama, dan bisa beli di mana?" ucap Anton.

Tingginya kebutuhan hunian, pasokan tak sebanding dengan permintaan dan kemampuan bisa jadi menjadi momok yang akan terus, hal inilah yang diharap menjadi problematika yang sebaiknya diselesaikan secepat mungkin.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mewanti-wanti masyarakat dengan kenaikan suku bunga yang berimbas naiknya harga rumah, sebab sebagian besar pembelian dilakukan dengan metode kredit pemilikan rumah (KPR).

Hal ini yang bisa membuat generasi muda semakin sulit membeli rumah sendiri seiring dengan krisis inflasi baik global maupun domestik.

Baca juga: Survei: Pemindahan IKN tak berdampak banyak pada properti Jakarta

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022