• Beranda
  • Berita
  • Saham Asia menguat ketika investor bersiap untuk data inflasi AS

Saham Asia menguat ketika investor bersiap untuk data inflasi AS

13 Juli 2022 15:18 WIB
Saham Asia menguat ketika investor bersiap untuk data inflasi AS
Arsip Foto - Orang-orang melewati layar elektronik yang menunjukkan indeks harga saham Nikkei Jepang di dalam sebuah aula konferensi di Tokyo, Jepang, Selasa (14/6/2022). ANTARA/REUTERS/Issei Kato/am.
Saham-saham membuat sedikit keuntungan di seluruh Asia pada akhir perdagangan Rabu, sementara euro melayang tepat di atas paritas terhadap dolar ketika investor menunggu laporan inflasi AS yang sangat diantisipasi pada hari ini.

Sementara itu, indeks berjangka melemah menjelang pembukaan pasar Eropa pada Rabu pagi. FTSE berjangka tergelincir 0,24 persen dan indeks pan-region EuroSTOXX 50 berjangka turun 0,46 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,66 persen, menghentikan kerugian dua hari berturut-turut, setelah merosot ke level terendah dalam dua tahun sehari sebelumnya.

Saham Taiwan memimpin kenaikan, berakhir melonjak 2,68 persen setelah kementerian keuangan Taiwan mengatakan pada Selasa malam (12/7/2022) akan mengaktifkan dana stabilisasi sahamnya. Pasar telah jatuh ke level terendah 19 bulan hari itu.

Produsen suku cadang penerbangan Aero Win Technology Corp adalah yang berkinerja terbaik hari ini, bursa efek Taiwan terangkat 10 persen.

Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,54 persen, setelah kehilangan hampir 2,0 persen pada hari sebelumnya. Indeks KOSPI Korea menetap 0,47 persen lebih tinggi, indeks saham unggulan China CSI300 naik 0,18 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,08 persen dan

Tetapi sebagian besar pergerakan terasa tidak substansial menjelang rilis data inflasi AS untuk Juni, yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters akan meningkat sebesar 8,8 persen pada basis tahunan, tertinggi dalam 40 tahun.

Angka inflasi yang tinggi kemungkinan akan dibaca oleh Federal Reserve AS sebagai tanda bahwa ia perlu melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengatasi lonjakan harga-harga, sekalipun ini dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam pertemuan terakhirnya.

"Pelemahan tajam dalam harga minyak pada Juli menunjukkan bahwa (inflasi) Juni mungkin menandai puncaknya. Jika demikian, fase pengetatan Fed yang paling dinamis dapat diakhiri dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada 27 Juli," kata analis di ANZ.

"Namun, ekspektasi kami adalah bahwa kekuatan yang mendasari inflasi inti dan suku bunga kebijakan riil yang masih sangat negatif berarti kenaikan suku bunga 50 basis poin masih akan sesuai setelah musim panas."

Menggarisbawahi kekhawatiran inflasi global, bank sentral Korea Selatan pada Rabu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, peningkatan terbesar sejak bank mengadopsi sistem kebijakan saat ini pada tahun 1999, dan bank sentral Selandia Baru juga menaikkan suku bunga dengan jumlah yang sama.

Kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global telah menjadi faktor utama penurunan pasar saham tahun ini, sementara di pasar mata uang, dampak utamanya adalah mendorong mata uang safe-haven dolar ke level tertinggi 20 tahun.

Euro berada di 1,00350 dolar pada hari Rabu, karena investor tetap fokus pada apakah akan jatuh di bawah satu dolar AS untuk pertama kalinya sejak 2002. Sehari sebelumnya, mata uang bersama jatuh ke serendah 1,00005 dolar.

Dolar juga menguat pada rekan-rekan lainnya, dan ukuran indeksnya terhadap enam mata uang rival utamanya bertahan kokoh di 108,27.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun adalah 2,9724 persen, setelah diperdagangkan di kedua sisi 3,0 persen untuk minggu lalu.

Harga minyak menghentikan penurunan semalam. Minyak mentah Brent sedikit berubah pada 99,60 dolar AS per barel dengan minyak mentah West Texas Intermediate AS pada 95,89 dolar AS per barel.

Mata uang kripto terkemuka Bitcoin naik 0,23 persen dan terlihat di jalur untuk menghentikan penurunan beruntun tiga hari, meskipun pada 19.478,89 dolar AS masih diperdagangkan di bawah angka psikologis utama 20.000 dolar AS.


Baca juga: Saham Asia jatuh tertekan prospek ketatnya kebijakan moneter lanjutan
Baca juga: Saham merosot jelang data inflasi AS dan laba perusahaan yang tertekan
Baca juga: Valuasi saham Asia capai level terendah sejak Maret 2020

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022