Deputy Director Sales Operation and Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, kendaraan Completely Knocked Down (CKD) yang dirakit di dalam negeri menjadi solusi agar pelanggan tidak terlalu lama menunggu kendaraannya tiba akibat ketidakadaan stok (supply).
"Melihat kondisi global saat ini, supply masih terkendala dengan krisis semikonduktor, sehingga, kami melihat opsi CKD, alokasinya lebih secure," kata Kariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Mercedes bantah laporan soal penjualan bisnis van
Mercedes-Benz pun baru-baru ini merilis dua sedan terbarunya yaitu All-new C Class 200 dan 300 di Indonesia. Mobil ini dirakit di pabriknya yang berada di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kerry tersebut mengatakan mobil CKD diharapkan mampu memperpendek waktu inden pelanggan. Adapun waktu tunggu karena tidak tersedianya stok mobil CBU bisa mencapai 2 hingga 6 bulan karena krisis chip semikonduktor global ini.
Sebagai informasi, CKD berarti mobil yang diimpor dalam keadaan komponen yang lengkap, namun belum dirakit, komponen-komponennya masih dalam kondisi pretelan.
Komponen-komponen tersebut akan dirakit di negara pengimpor hingga menjadi kendaraan yang utuh siap pakai.
Di Indonesia, agar memenuhi syarat CKD, mobil roda empat atau lebih wajib memiliki komponen utama berupa mesin, transmisi, bodi atau sasis, dan gardan.
Sementara mobil dengan label CBU (Completely Built Up) adalah yang diimpor langsung dari negara asal dalam kondisi utuh dan lengkap.
Harga mobil CBU relatif lebih mahal di pasar, karena biaya masuk (ekspor-impor) yang tinggi untuk mengimpor kendaraan secara utuh.
"Kami menghadapi keadaan menantang (karena isu semikonduktor global). Namun, kami juga bersyukur dengan pelanggan setia kami, dan memberikan layanan terbaik untuk pelanggan sembari menunggu mobilnya tiba," ujar Kerry.
Baca juga: Mercedes-Benz ungkap harga GLC baru "hybrid"
Baca juga: Penjualan Mercedes-Benz merosot di kuartal II 2022
Baca juga: CEO Mercedes prediksi krisis chip akan berlanjut hingga 2023
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022