• Beranda
  • Berita
  • Sri Mulyani sebut pasar modal dapat mendorong perusahaan terapkan ESG

Sri Mulyani sebut pasar modal dapat mendorong perusahaan terapkan ESG

14 Juli 2022 15:30 WIB
Sri Mulyani sebut pasar modal dapat mendorong perusahaan terapkan ESG
Tangkapan layar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Joint G20/OECD Corporate Governance Forum yang dipantau di Jakarta, Kamis (14/7/2022). ANTARA/Sanya Dinda

Jadi tugas yang perlu ditanggapi serius oleh semua pemangku kepentingan adalah bagaimana kita akan mengadopsi kebijakan yang komprehensif...

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pasar modal dapat mendorong perusahaan untuk menerapkan prinsip pertanggungjawaban pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (Environmental, Social, and Corporate Governance/ESG) untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Fungsi pasar modal dalam mempromosikan keberlanjutan ini dapat dilakukan," katanya dalam Joint G20/OECD Corporate Governance Forum yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Pertama, menurut Menkeu, bagaimana pasar modal dapat memobilisasi tabungan dan penghimpunan modal untuk proyek-proyek yang sejalan dengan prinsip ESG.

Selain itu, pasar modal juga dapat mengubah visi perusahaan dengan memasukkan prinsip ESG untuk diadopsi oleh manajemen perusahaan.

Menurut dia, hal ini dapat dilakukan dengan bagaimana pasar modal dapat membatasi akses perusahaan yang melanggar prinsip ESG kepada pembiayaan dari masyarakat.

Sri Mulyani berpandangan saat ini peran pasar modal terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan masih kurang signifikan.

Sementara, pada saat yang sama perubahan iklim telah menciptakan risiko sistematis yang semakin nyata hingga dapat mengancam stabilitas sistem keuangan.

Menkeu juga mengatakan pembuat kebijakan di seluruh dunia pun perlu membuat kebijakan baik fiskal maupun moneter yang dapat mendorong investor dan pemilik tabungan mempertimbangkan perubahan iklim saat melakukan investasi.

“Jadi tugas yang perlu ditanggapi serius oleh semua pemangku kepentingan adalah bagaimana kita akan mengadopsi kebijakan yang komprehensif sehingga kita dapat menggunakan alat-alat moneter dan instrumen keuangan untuk mengenali dan mempertimbangkan lebih eksplisit risiko perubahan iklim dalam investasi,” ucapnya.

Baca juga: Menkeu: Potensi ekspor kredit karbon sektor kehutanan Rp2,6 triliun

Baca juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan ekonomi hijau harus ciptakan pekerjaan baru

Baca juga: Sri Mulyani: RI beruntung harga komoditas ekspor andalan naik di dunia

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022