"Kita bisa pikirkan, karena obrolan saya dengan siswa tadi, orang tuanya banyak yang belum (vaksin), kakek neneknya banyak yang belum (vaksin)," katanya usai meninjau pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga di SMK Negeri 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan menjadikan sekolah sebagai pusat pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga agar siswa bisa mendapatkan vaksin di sekolah tersebut, sehingga percepatan vaksinasi dapat dilakukan.
Pada kesempatan itu, Ganjar meminta seluruh guru untuk membantu pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga tersebut.
"Nah, kita bisa tanya, orang tuamu sudah apa belum, kakek nenekmu sudah apa belum, tetanggamu sudah apa belum. Artinya, secara umum kita akan bisa tahu kondisinya," kata Ganjar.
Baca juga: Vaksinasi dosis ketiga untuk nakes di Jateng capai 31,36 persen
Baca juga: Jateng mulai laksanakan vaksinasi "booster" untuk tenaga kesehatan
Ia mengatakan jika hal itu bisa dilakukan, bukan tidak mungkin masyarakatnya bisa diajak dan diambilkan titik tertentu agar vaksinasi dosis ketiga dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Dia mengharapkan masyarakat sadar dan mau mengikuti vaksinasi dosis ketiga tanpa harus disuruh-suruh, karena sekarang sudah tahun ketiga terjadinya pandemi COVID-19, sehingga kesadaran yang dibangun itu akan membantu aktivitas mereka.
"Kan sudah menjadi syarat (wajib vaksin dosis ketiga). Masuk mal, perjalanan, naik kereta api, semua sudah ada, maka yuk kita bangun kesadaran untuk mau divaksinasi penguat, sehingga aman, mereka mau pakai masker, Insya Allah perjalanan juga aman, aktivitasnya juga aman," kata Ganjar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengatakan capaian vaksinasi dosis ketiga di Jateng jika berdasarkan total populasi baru 24,67 persen.
"Harusnya 30 persen. Tetapi, kalau berdasarkan eligible datanya sudah 27,01 persen. Jadi, orang yang saatnya vaksin dosis ketiga pada bulan ini," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan capaian vaksinasi dosis ketiga tersebut tetap harus dikejar, karena ada varian baru, yakni BA.2.75, subvarian terbaru dari Omicron.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah meminta semua pelaku perjalanan di Indonesia harus sudah divaksin dosis ketiga, sehingga harus didorong.
Selain pelaku perjalanan, lanjut dia, orang yang beraktivitas di tempat-tempat pelayanan publik juga harus sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga.
Baca juga: Binda Jateng gencarkan vaksinasi penguat di Kabupaten Kudus
"TNI/Polri termasuk BIN diminta untuk membantu menaikkan cakupan vaksinasi dosis ketiga. Nah, sekarang anak-anak, karena sudah pembelajaran tatap muka, terutama yang usia 18 tahun ke atas di seluruh Jawa Tengah harus segera mendapatkan vaksin dosis ketiga," katanya.
Terkait dengan vaksinasi dosis ketiga untuk kelompok disabilitas, Yunita mengatakan karena harus menggunakan vaksin Sinopharm, dalam pekan ini akan segera datang pasokan vaksin tersebut. "Harapannya mereka (kelompok disabilitas) juga terlindungi," katanya.
Menurut dia, masih rendahnya cakupan vaksinasi dosis ketiga tersebut disebabkan masyarakat menganggap sudah aman setelah mendapatkan vaksin dosis kedua. Dalam hal ini, minat masyarakat untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga berbeda dengan ketika ingin memperoleh vaksin dosis pertama dan kedua.
Baca juga: BIN Jateng targetkan 19 ribu dosis vaksinasi di 12 kabupaten
Dia mengaku dari 35 kabupaten/kota di Jateng, hanya Kabupaten Tegal dan Pemalang yang cakupan vaksinasi dosis keduanya belum mencapai 70 persen. "Harusnya semua kabupaten/kota sudah 70 persen. Untuk Banyumas sudah bagus, bahkan yang dosis ketiga sudah di atas 26 persen," kata Yunita.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Banyumas Arif Sugiono mengatakan kegiatan vaksinasi dosis ketiga di SMK Negeri 2 Purwokerto diikuti 205 peserta, 97 diantaranya merupakan siswa SMK Negeri 2 Purwokerto.
"Dalam pekan ini, kami akan berupaya untuk menyelesaikan vaksinasi dosis ketiga di sekolah-sekolah," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022